Rupiah Menguat Tipis, Bergerak ke Rp15.187 per Dolar AS

Rupiah menguat 5 poin

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah menguat tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Kamis (6/10/2022).

Mengutip Bloomberg, kurs rupiah menguat sebanyak 5 poin atau 0,03 persen ke level Rp15.187,5 per dolar AS. Seharian ini, rupiah bergerak di rentang Rp15.183 sampai Rp15.208 per dolar AS.

Sebelumnya, pada penutupan perdagangan Rabu (5/10/2022) kemarin, kurs rupiah menguat sebanyak 55 poin atau 0,36 persen ke level Rp15.192,5 per dolar AS. Sedangkan pada pembukaan tadi pagi melemah 10 poin ke level Rp15.202,5 per dolar AS.

1. Nilai tukar rupiah berdasarkan kurs tengah BI

Sementara itu, berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI) pada Kamis (6/10/2022), nilai tukar rupiah tercatat Rp15.197 per dolar AS.

Angka tersebut lebih besar dibandingkan kurs rupiah pada Rabu yang ada di level Rp15.196 per dolar AS. Dengan kata lain rupiah mengalami pelemahan.

Baca Juga: Kurs Rupiah Kembali Goyang Dolar AS, Potensi Menguat Seharian

2. Suku bunga the Fed dan inflasi di dalam negeri jadi sentimen utama

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi menyatakan pergerakan dolar AS pada perdagangan hari ini diwarnai oleh sentimen bahwa bank sentral AS atau Federal Reserve (the Fed) belum akan mengakhiri siklus kenaikan suku bunganya.

"Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan bahwa siklus pengetatan kebijakan AS 'masih dalam masa-masa awal' dan memperingatkan secara eksplisit agar tidak bertaruh pada 'poros' awal," katanya.

Sementara di dalam negeri, inflasi menjadi pertaruhan bagi kurs rupiah. Merujuk ke data BPS, kenaikan BBM jenis Pertalite tak dipungkiri telah menjadi penyulut utama inflasi dengan andil sebesar 0,89 persen terhadap inflasi September 2022.

Penyebab berikutnya adalah tarif angkutan dalam kota 0,09 persen, solar 0,03 persen dan tarif angkutan antar kota dengan andil 0,03 persen.

Beberapa komoditas pangan, juga menyumbang inflasi September. Terutama komoditas cabai merah, telur ayam ras, minyak goreng, cabai rawit, hingga beras. Untungnya, ada komoditas pangan yang menghambat inflasi bulan lalu. Misalnya bawang merah, meski andil deflasi hanya 0,05 persen.

"Dengan berbagai perkembangan tersebut diperkirakan mendorong inflasi tahun 2022 melebihi batas atas sasaran 3,0±1 persen. Untuk itu diperlukan sinergi kebijakan yang lebih kuat antara pemerintah pusat dan daerah dengan BI, baik dari sisi pasokan maupun sisi permintaan untuk memastikan inflasi kembali ke sasarannya pada paruh kedua 2023," ujarnya.

3. Rupiah masih berpotensi melemah pada perdagangan besok

Ibrahim memproyeksikan pada perdagangan Jumat (7/10/2022), nilai tukar rupiah masih berpotensi melemah terhadap dolar AS.

"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.170-Rp15.230," tambah Ibrahim.

Baca Juga: Rupiah Sedikit Bertenaga Pagi Ini, Bakal Bertahan Seharian Gak ya?

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya