Sentimen The Fed Bikin Rupiah Tersungkur ke Rp15.742,5 Sore Ini

Rupiah melemah 20,5 poin

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutup perdagangan Selasa (29/11/2022). Rupiah masih betah bertengger di Rp15.700-an.

Mengutip Bloomberg, kurs rupiah melemah sebanyak 20,5 poin atau 0,13 persen ke Rp15.742,5 per dolar AS pada penutupan, melanjutkan pelemahan pada pembukaan tadi pagi sebanyak 3,5 poin ke level Rp15.725,5 per dolar AS.

Sedangkan dalam penutupan perdagangan Senin (28/11/2022), kurs rupiah melemah sebanyak 49,5 poin atau 0,32 persen ke Rp15.722 per dolar AS.

Baca Juga: 4 Strategi Perkuat Bisnis di Tahun 2023, Siap Hadapi Potensi Resesi?

1. Nilai tukar rupiah berdasarkan kurs tengah BI

Sementara itu, berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI) pada Selasa (29/11/2022), nilai tukar rupiah menyentuh Rp15.737 per dolar AS.

Angka tersebut lebih besar dibandingkan kurs rupiah pada Senin lalu yang ada di level Rp15.729 per dolar AS. Dengan kata lain rupiah mengalami pelemahan.

Baca Juga: [WANSUS] Geliat Bisnis Co-living di Tengah Ancaman Resesi Global 2023

2. Demo di China sebabkan rupiah melemah

Analis PT Sinarmas Futures, Ariston Tjendra mengatakan ada beberapa faktor atau sentimen yang masih menekan rupiah, yakni demonstrasi besar-besaran di China yang bisa menganggu perekonomiannya dan berdampak negatif ke perekonomian negara lain yang terkait erat dengan perekonomian China.

Ditambah lagi, permintaan dolar AS yang biasanya tinggi menjelang akhir tahun untuk kegiatan korporasi seperti pembayaran utang, juga berpengaruh dalam melemahkan nilai tukar rupiah.

"Permintaan yang tinggi sementara suplai tidak bertambah bisa mendorong penguatan dolar AS," tutur Ariston.

3. Dolar AS menguat dipicu pernyataan bos the Fed soal suku bunga

Menurut Ariston, kebijakan suku bunga tinggi the Fed untuk menekan turun inflasi AS turut memicu penguatan mata uang Negara Paman Sam

Analis DCFX Futures, Lukman Leong juga berpendapat bahwa rupiah mengalami tekanan oleh rebound pada dolar AS setelah pernyataan hawksih dari dua pehabat the Fed, James Bullard dan John Williams mengenai inflasi di AS dan suku bunga the Fed.

Baca Juga: Resesi: Pengertian, Faktor dan Dampaknya

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya