Taklukan Dolar AS Sore Ini, Rupiah Menguat ke Rp14.995

Menguat 51,5 poin

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah menguat tajam terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan akhir pekan, Jumat (31/3/2023) sore.

Mengutip Bloomberg, kurs rupiah menguat sebanyak 51,5 poin atau 0,34 persen ke level Rp14.995,5 per dolar AS pada penutupan perdagangan sore ini, memperkecil penguatan pada pembukaan perdagangan pagi tadi, yang menguat sebanyak 63 poin ke level Rp14.984 per dolar AS.

Posisi rupiah hari ini melanjutkan tren positif pada penutupan perdagangan Kamis (30/3) yang menguat sebanyak 8,5 poin atau 0,06 ke Rp15.047 per dolar AS.

Baca Juga: IHSG Anjlok di Akhir Pekan, KJEN Paling Banyak Serok Cuan

1. Nilai tukar rupiah berdasarkan kurs tengah BI

Nilai tukar rupiah juga menguat di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI), ke Rp14.977 per dolar AS pada Jumat (31/3/2023).

Kurs mata uang Garuda hari ini lebih kecil dibandingkan posisi pada Kamis (30/3) yang ada di level Rp15.062 per dolar AS.

2. Rupiah menguat karena berbagai faktor

Analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan, rupiah berhasil menguat di bawah level psikologis Rp15 ribu didukung oleh sentimen risk-on yang masih kuat serta pembelian Surat Berharga Negara (SBN) oleh asing.

"Dolar AS sendiri sedikit rebound menjelang data inflasi PCE AS malam ini," ujarnya.

Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) adalah salah satu ukuran inflasi AS, yang melacak perubahan harga barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen di seluruh perekonomian.

Baca Juga: Resmi! Jam Perdagangan Bursa Kembali Normal, Efektif per 3 April 2023

3. Proyeksi nilai tukar rupiah pekan depan

Seharian ini nilai tukar rupiah bergerak pada rentang Rp14.950-Rp14.997 per dolar AS. Sejak awal tahun atau year to date (ytd), kurs rupiah terapresiasi atau menguat sebesar 3,71 persen.

Lukman memproyeksikan rupiah pada pekan depan masih berpotensi menguat pada rentang Rp14.800-Rp15.300 per dolar AS.

Hanya saja, dengan padatnya data ekonomi baik dari internal maupun eksternal, pergerakan rupiah bakal dipengaruhi oleh hasil dari data-data tersebut.

"Data ekonomi internal yang penting di antaranya data inflasi yang diperkirakan akan turun dan data cadangan devisa yang diperkirakan akan naik, keduanya akan mendukung rupiah. Namun dari eksternal, data AS NFP juga diperkirakan akan juga kuat dan ini menekan rupiah," tambahnya.

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya