Tenang, Rupiah Diyakini Tak Akan Tembus ke Rp16 Ribu per Dolar AS

Rupiah akan kembali ke Rp14 ribuan

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs mata uang rupiah diyakini tidak akan menyentuh level Rp16 ribuan per dolar Amerika Serikat (AS) meskipun saat ini sudah menyentuh Rp15 ribuan.

Hingga perdagangan siang ini, Rabu (28/9/2022), rupiah berada pada level Rp15.254,5 per dolar AS, melemah 130,5 poin atau 0,86 persen. Rupiah pada hari ini sudah bergerak pada rentang Rp15.165 hingga Rp15,264,5 per dolar AS.

Baca Juga: Tak Berkutik Hadapi Dolar AS, Rupiah Sentuh Rp15.200 Pagi Ini

1. Rupiah kemungkinan mentok di Rp15.500 per dolar AS

Tenang, Rupiah Diyakini Tak Akan Tembus ke Rp16 Ribu per Dolar ASIlustrasi Uang (IDN Times/Arief Rahmat)

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi memproyeksikan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS paling jauh akan berada di Rp15.400 sampai Rp15.500.

"Itu kemungkinan besar kalau menurut saya di Rp15.400 sampai Rp15.500, itu mungkin harga tertinggi," katanya kepada IDN Times, Rabu (28/9/2022).

Menurut perkiraannya, rupiah akan kembali ke Rp14 ribuan sebelum tutup tahun, tepatnya di Rp14.500 sampai Rp14.600-an.

Baca Juga: 4 Tips Investasi di Pasar Saham Amerika Serikat

2. Fundamental ekonomi Indonesia masih terbilang bagus

Tenang, Rupiah Diyakini Tak Akan Tembus ke Rp16 Ribu per Dolar ASilustrasi ekonomi (IDN Times)

Ibrahim menilai bahwa fundamental ekonomi Indonesia termasuk yang paling kuat di antara negara emerging market di Asia. Bahkan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih mencatatkan surplus sebesar Rp107,4 triliun pada Agustus 2022.

Kemungkinan beban subsidi energi juga tidak akan terlalu dalam karena harga minyak dunia sudah mengalami penurunan.

"Artinya ada sedikit subsidi yang dikurangi dan ini berpengaruh juga sebetulnya terhadap fundamental ekonomi Indonesia. Ini yang kemungkinan besar akan memperkuat fondasi di mana rupiah ini tidak akan tembus di level Rp16 ribuan," sebutnya.

Kemudian, seiring BLT dan bansos yang mulai tersalurkan akan meningkatkan konsumsi masyarakat. Itu menjadi angin segar terhadap perekonomian Indonesia.

Menurut Ibrahim, kinerja ekspor juga masih cukup bagus, ditopang oleh komoditas batu bara, nikel, dan minyak CPO yang berkontribusi terhadap pemasukan negara.

3. Pemerintah tetap perlu waspada

Tenang, Rupiah Diyakini Tak Akan Tembus ke Rp16 Ribu per Dolar ASIlustrasi Kurs Rupiah. (IDN Times/Aditya Pratama)

Analis PT Sinarmas Futures, Ariston Tjendra, menilai potensi pelemahan rupiah masih terbuka lantaran pasar berekspresi bahwa bank sentral AS atau Federal Reserve (the Fed) masih akan menaikkan suku bunga.

"Saat ini, peluang masih terbuka karena ekspektasi pasar terhadap kebijakan pengetatan moneter agresif the Fed masih belum mereda," ujarnya.

Tapi dia meyakini bahwa BI pasti sedang mencermati pergerakan nilai tukar. Jika terlalu bergejolak, bank sentral Indonesia mungkin akan melakukan intervensi.

"Ke depan, mungkin diupayakan spread suku bunga acuan dengan the Fed tidak terlalu dekat atau di bawah The Fed," tambahnya.

Baca Juga: Sentimen The Fed buat Bitcoin Anjlok di Bawah US$20 Ribu 

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya