Tepis Deindustrialisasi, Menperin Ungkap Industri Masih Bergeliat

Sektor industri manufaktur masih ekspansif

Jakarta, IDN Times - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita memastikan deindustrialisasi tidak terjadi di Indonesia. Isu Indonesia mengalami deindustrialisasi memang sempat mencuat ke permukaan.

Deindustrialisasi dapat diartikan sebagai kondisi industri yang tidak dapat lagi berperan sebagai mesin pendorong utama perekonomian suatu negara. 

Agus membuktikan bahwa kinerja sektor industri pengolahan nonmigas atau manufaktur masih bertumbuh. Bahkan, sektor ini berkontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional sebesar 16,10 persen pada kuartal III-2022.

"Kontribusi industri pengolahan nonmigas terhadap PDB pada triwulan ketiga tahun ini sebesar 16,10 persen. Ini membuktikan bahwa tidak ada proses deindustrialisasi di Indonesia," katanya dalam jumpa pers akhir tahun, Selasa (27/12/2022).

Memang diakui terdapat tekanan yang dialami oleh industri pengolahan nonmigas, tapi itu lebih diakibatkan oleh penurunan output industri terhadap permintaan yang berkurang karena kondisi global.

"Meski demikian kontribusi industri sekali lagi, sektor manufaktur merupakan yang tertinggi di antara sektor ekonomi lainnya," ujar Agus.

Baca Juga: Memperkuat Fondasi Industrialisasi untuk Mencapai Visi Indonesia 2045

1. Ekspor industri masih mengalami peningkatan

Tepis Deindustrialisasi, Menperin Ungkap Industri Masih BergeliatIlustrasi ekspor (ANTARA FOTO/Didik Suhartono)

Agus menjelaskan bahwa ekspor industri juga terus meningkat meski di tengah kondisi dunia yang sedang tidak stabil. Ekspor industri pada Januari sampai November 2022 mencapai 189,88 miliar dolar AS atau 70,81 persen dari total ekspor nasional.

"Ini menunjukkan bahwa memang industri merupakan prime mover dari perekonomian nasional. Jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu maka kinerja ekspor industri manufaktur pada Januari-November 2022 meningkat sebesar 18,59 persen," sebutnya.

Baca Juga: Ekspor Bauksit Dilarang, Menperin Ungkap Manfaatnya buat RI

2. Serapan tenaga kerja pulih dari pandemik

Tepis Deindustrialisasi, Menperin Ungkap Industri Masih BergeliatIlustrasi tenaga kerja. (IDN Times/Aditya Pratama)

Dijelaskan lebih lanjut, realisasi investasi di sektor manufaktur pada Januari sampai September atau hingga kuartal III-2022 tahun ini tercatat Rp343,06 triliun, naik 49,24 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Begitupun serapan tenaga kerja di industri pengolahan nonmigas yang telah kembali ke angka sebelum pandemik, yaitu di kisaran 19,11 juta orang pada tahun ini.

"Tentu sekali lagi ini menunjukkan bahwa sektor industri manufaktur sudah rebound dari aspek penyerapan tenaga kerja," ujar Agus.

Baca Juga: Indonesia Bakal Bangun Pusat Manufaktur Vaksin, Khusus Negara Menengah

3. Industri manufaktur masih berekspansi

Tepis Deindustrialisasi, Menperin Ungkap Industri Masih BergeliatIlustrasi industri. (IDN Times/Arief Rahmat)

Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia menunjukkan kinerja yang ekspansif selama 15 bulan berturut-turut.

Termasuk berdasarkan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) yang angkanya 50,89 pada November 2022. Dari angka tersebut, diidentifikasi ada 11 subsektor yang ekspansi, dan 12 subsektor yang kontraksi.

"Tetapi sesungguhnya yang membuat kita masih bisa tidur nyenyak dari 11 subsektor tersebut yang ekspansi itu merepresentasikan 71 persen dari PDB industri," tuturnya.

Agus juga membocorkan bahwa IKI periode Desember 2022 sudah berada di angka 50,9. Jadi ada kenaikan sedikit, dan itu membuktikan bahwa sektor manufaktur masih ekspansif.

"Dan dari 23 sektor yang kita survei ini ada 2 sektor yang tadinya kontraksi sekarang sudah naik ke ekspansif, dan 2 sektor yang kontraksi naik ke ekspansif ini kontribusi terhadap PDB-nya besar sekali, walaupun memang ada dua sektor yang tadinya ekspansif sekarang dia turun sedikit, sedikit mengalami kontraksi," tambahnya.

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya