Warga Ngeluh Tak Rasakan Manfaat APBN, Begini Penjelasan Menkeu

Sri Mulyani jelaskan manfaat APBN

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, mendapat keluhan dari masyarakat bahwa mereka tidak merasakan manfaat dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sri Mulyani pun mempertanyakan balik.

Menurut dia, kehadiran APBN seringkali tidak dilihat. Hal itu dia simpulkan setelah berbicara dengan berbagai lapisan masyarakat, mulai dari pelajar hingga orang-orang tua.

"Mereka mengatakan 'saya tidak menerima apapun dari APBN', benar, Pak? Tadi pagi sarapan? 'Iya', masaknya pakai LPG 3 kg? 'Iya'. Itu LPG 3 kilo ada subsidi APBN-nya," tutur Sri Mulyani dalam acara APBN Hadir di Seluruh Pelosok Nusantara, Kamis (2/2/2023).

Begitu pun masyarakat yang rumahnya menggunakan listrik dengan kapasitas 450 VA dan sebagian pengguna listrik 900 VA, kata Sri Mulyani, mereka mendapatkan subsidi dari APBN.

Baca Juga: APBN Rp21,86 Triliun Dikucurkan Tahun Ini untuk Kebutuhan Pemilu

1. APBN juga hadir untuk pelaku UMKM

Warga Ngeluh Tak Rasakan Manfaat APBN, Begini Penjelasan MenkeuIlustrasi pengrajin kain/produk umkm (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)

Bendahara negara itu menjelaskan negara hadir dengan memberikan akses pembiayaan atau modal bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). APBN, kata Sri Mulyani, memberikan bantuan kepada UMKM dalam bentuk subsidi bunga kredit usaha rakyat (KUR).

APBN, kata Sri Mulyani, juga masuk dalam investasi pemerintah yang kemudian disalurkan melalui koperasi, PT PNM (Persero), hingga PT Pegadaian (Persero) untuk memberikan pinjaman kepada pelaku usaha ultra mikro.

"Itu juga dengan suku bunga yang rendah supaya mereka tidak terbebani. Inilah yang kemudian dilakukan oleh APBN," ujarnya.

2. Anggaran negara untuk pendidikan mencapai Rp612 triliun

Warga Ngeluh Tak Rasakan Manfaat APBN, Begini Penjelasan MenkeuIlustrasi sekolah tatap muka (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Sri Mulyani mengatakan banyak yang menginginkan agar APBN digunakan untuk membangun sekolah dan universitas. Dia memahami bahwa sesuatu yang terlihat seperti bangunan sekolah dan universitas lebih mudah dipahami masyarakat.

Namun, kata dia, sebetulnya APBN juga digunakan untuk memberikan gaji guru, bantuan operasional sekolah maupun madrasah. Setidaknya dana yang dialokasikan untuk anggaran pendidikan mencapai 20 persen dari seluruh belanja negara.

"Saya ingin sampaikan di sini, pertama prioritas dari APBN kita adalah kita ingin membangun kualitas sumber daya manusia, karena negara bisa maju mencapai adil dan makmur apabila manusianya berkualitas, berpendidikan, sehat. Makanya belanja untuk pendidikan 20 persen 2023 ini mencapai lebih dari Rp612 triliun. Ini adalah belanja terbesar," tutur Sri Mulyani.

Sri Mulyani mengatakan, saat dirinya menjadi Menteri Keuangan pada 2006, total APBN hanya Rp550 triliun. Sekarang belanja pendidikan saja mencapai Rp612 triliun, lebih banyak dari keseluruhan APBN 2006.

Baca Juga: Pemerintah-Banggar Sepakati RUU APBN 2023, Defisit APBN 2,8 Persen

3. Belanja kesehatan tak lagi fokus pada COVID-19

Warga Ngeluh Tak Rasakan Manfaat APBN, Begini Penjelasan Menkeuilustrasi puskesmas (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Berikutnya, kata Sri Mulyani, belanja APBN untuk kesehatan yang selama tiga tahun terakhir dikerahkan untuk pandemik COVID-19, baik untuk vaksinasi atau merawat korban yang terkena virus corona di rumah sakit hingga pengobatannya.

Sekarang COVID-19 sudah bisa tertangani, sehingga belanja kesehatan akan difokuskan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, mengatasi masalah stunting anak-anak, serta peningkatan fasilitas kesehatan.

"Termasuk untuk merawat banyak sekali penyakit yang sifatnya tidak menular, kanker, darah tinggi, itu juga menjadi semakin penting, diabetes," ujar Sri Mulyani.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya