Zulhas Janji MinyaKita Bakal Kembali Banjiri Pasar

Ada dua penyebab kelangkaan

Jakarta, IDN Times - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan berjanji bahwa stok MinyaKita bakal kembali membanjiri pasar usai terjadi kelangkaan akhir-akhir ini. Langkanya minyak goreng kemasan rakyat ini menyebabkan harganya melonjak.

Kemendag pun berbicara dengan para produsen minyak goreng agar produksi MinyaKita ditambah 50 persen, dari yang sebelumnya diproduksi 300 ribu ton menjadi 450 ribu ton per bulan.

"Semua sudah sepakat, tanda tangan dari hampir 30 (produsen) itu yang suplainya MinyaKita 300 ribu ton ditambah 50 persen menjadi 450 ribu ton per bulan," katanya kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (30/1/2023).

Baca Juga: Stok Minyakita Mulai Langka, Harga Tembus Rp17 Ribu! 

1. MinyaKita bakal kembali banjiri pasar

Zulhas Janji MinyaKita Bakal Kembali Banjiri PasarSejumlah warga mengantre untuk membeli minyak goreng kemasan saat peluncuran minyak goreng kemasan rakyat (MinyaKita) di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (6/7/2022). (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

MinyaKita didistribusikan ke seluruh Indonesia dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp14 ribu per liter sebagaimana yang ditetapkan oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag). Zulhas meyakini bahwa MinyaKita akan kembali membanjiri pasar usai produksinya ditambah sebanyak 50 persen.

"Mudah-mudahan dengan itu, kita bisa membanjir kembali pasar-pasar tradisional atau pasar modern dengan curah atau minyak goreng merek kita (MinyaKita)," tuturnya.

Baca Juga: Nakal! 129 Pedagang Online Jual MinyaKita di Atas Rp14 Ribu per Liter

2. Ada dua penyebab kelangkaan MinyaKita

Zulhas Janji MinyaKita Bakal Kembali Banjiri PasarSejumlah warga mengantre untuk membeli minyak goreng kemasan saat peluncuran minyak goreng kemasan rakyat (MinyaKita) di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (6/7/2022). (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

Zulhas menjelaskan dua penyebab MinyaKita menjadi langka. Pertama karena kiriman ke pasar-pasar rakyat berkurang, mengingat MinyaKita juga didistribusikan ke pasar-pasar modern dan peminatnya juga tinggi.

"Dia tidak hanya di pasar tradisional tetapi MinyaKita ini sudah masuk ke pasar-pasar modern, retail modern, semua orang sekarang sudah membeli MinyaKita, karena kualitas MinyaKita sama dengan merek-merek premium. Itu pertama," tuturnya.

Faktor kedua yang menyebabkan MinyaKita pasokannya berkurang adalah program B20 yang telah ditingkatkan menjadi B35. Itu adalah program pemerintah yang mewajibkan pencampuran biodiesel dengan bahan bakar minyak jenis Solar, yang menghasilkan produk biosolar B35.

Biodiesel merupakan bahan bakar nabati (BBN) untuk mesin diesel berupa ester metil asam lemak (fatty acid methyl ester/FAME) yang terbuat dari minyak nabati atau lemak hewani melalui proses esterifikasi/transesterifikasi. Bahan baku biodiesel yang digunakan di Indonesia sebagian besar berasal dari CPO, sama seperti bahan baku untuk menghasilkan minyak goreng.

Baca Juga: Pembelian Dibatasi, Begini Cara Beli MinyaKita Rp14 Ribu per Liter

3. Harga MinyaKita sudah tembus Rp17 ribu per kg

Zulhas Janji MinyaKita Bakal Kembali Banjiri PasarMinyak goreng subsidi MinyaKita kemasan satu liter, (IDN Times/Tama Yudha Wiguna).

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menemukan adanya kelangkaan stok minyak goreng kemasan sederhana Minyakita di sejumlah wilayah. Bahkan, di sejumlah pasar di Provinsi Sumatra Selatan stok MinyaKita kosong selama lebih dari dua bulan.

"Di kanwil II, IV, VI, VII itu semuanya menyatakan minyak goreng curah dan kemasan sederhana (Minyakita) sulit didapatkan. Berdasarkan regulasi yang berlaku harusnya pasokan minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan sederhana itu tidak ada masalah sesuai kewajiban pengusaha untuk memenuhi pasokan kebutuhan dalam negeri sebelum melaksanakan ekspornya," kata Direktur Ekonomi KPPU, Mulyawan Renamanggala dalam konferensi pers virtual, Senin (30/1/2023).

Mulyawan mengatakan, kelangkaan tersebut menyebabkan harga MinyaKita melambung di atas harga eceran tertinggi (HET). Misalnya di Surabaya, harganya bisa tembus Rp15 ribu per liter. Di Jawa Barat tembus Rp16 ribu per liter. Kemudian, di DKI Jakarta tembus Rp17 ribu per liter.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya