AS Terancam Gagal Bayar, RI Waspada Bunga Utang Bisa Naik Signifikan

Risiko gagal bayar AS bisa picu krisis sistemik global

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) terancam gagal bayar utang pada Juni mendatang, apabila tidak ada langkah yang diambil oleh Kongres AS. Kondisi ini dikhawatirkan dapat menambah ketidakpastian global dan memicu kenaikan suku bunga lebih tinggi.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengatakan, masalah utang memang berisiko memicu krisis sistemik global pascapandemik. Menurutnya, kondisi inflasi  global yang masih tinggi serta kenaikan suku bunga (global) berimplikasi pada naiknya beban bunga utang.

"Kita perlu memperhatikan kondisi utang karena saat ini porsi utang saat ini 89 persen lebih bentuknya SBN yang artinya tergantung pada bunga pasar," ujarnya kepada IDN Times pada Rabu (3/5/2023).

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Anjlok Imbas AS Berisiko Gagal Bayar Utang

1. Beban utang dikhawatirkan naik signifikan

AS Terancam Gagal Bayar, RI Waspada Bunga Utang Bisa Naik SignifikanIDN Times/Arief Rahmat

Menurut Bhima, upaya pemerintah untuk melakukan pengurangan beban utang dinilainya menjadi sulit. Sebagai informasi, tahun ini pemerintah menetapkan bunga utang mencapai Rp441,4 triliun atau setara 21,8 persen dari  target penerimaan perpajakan di tahun yang sama.

Menurut data Kementerian Keuangan, utang pemerintah hingga kuartal I tercatat Rp7.879,07 triliun. Utang ini naik Rp17,39 triliun dibandingkan posisi utang pada Februari yang tercatat Rp7.861,68 triliun.

Sementara itu, apabila dibandingkan periode yang sama di tahun lalu, utang tercatat Rp7,052 triliun. Artinya, terjadi peningkatan 11,7 persen (yoy).

Baca Juga: Fakta-Fakta Pemerintah AS Terjerat Utang Jumbo, Tembus US$31 Triliun!

2. Cara ini bisa bikin RI terbebas dari risiko gagal utang AS

AS Terancam Gagal Bayar, RI Waspada Bunga Utang Bisa Naik Signifikanilustrasi utang (IDN Times/Nathan Manaloe)

Menurut Bhima, Indonesia bisa saja terhindar risiko gagal bayar utang. Solusinya, memanfaatkan fasilitas debt swap (pertukaran utang dengan program) dan debt suspenssion (penangguhan bunga utang), meskipun hanya bisa berfungsi pada kreditur non-SBN.

Sementara itu, manajemen risiko fiskal juga dinilai menjadi rumit karena beberapa proyek yang sebelumnya murni dikerjakan BUMN, mulai dibebankan ke APBN baik melalui PMN maupun penjaminan. Bhima mencontohkan salah satunya adalah proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

" Pemerintah harus cari jalan keluar dengan turunkan ambisi berutang demi mega proyek yang secara ekonomis tidak layak. Selain itu, porsi SBN dari total utang pemerintah sebaiknya dikurangi dengan peningkatan rasio pajak dan pengendalian belanja," katanya.

Baca Juga: 5 Dampak Ekonomi jika AS Gagal Bayar Utang

3. Utang publik AS mencapai 31,45 triliun dolar AS

AS Terancam Gagal Bayar, RI Waspada Bunga Utang Bisa Naik Signifikan(Ilustrasi utang) IDN Times/Arief Rahmat

Mengutip data Statista, pada Februari 2023, utang publik Amerika Serikat membengkak hingga sekitar 31,458 triliun dolar AS. Itu sekitar satu triliun lebih banyak dari tahun sebelumnya, yang berjumlah sekitar 30,4 triliun dolar AS. 

Utang publik AS telah menjadi salah satu masalah politik paling menonjol di Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh penerimaan pajak yang lebih rendah dibandingkan perkiraan. 

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya