BI Akui Tantangan Ekonomi Global Makin Tak Mudah

Ketidakpastian global masih sangat tinggi

Jakarta, IDN Times - Deputi Gubernur Bank Indonesia, Aida S Budiman mengakui tantangan ekonomi saat ini makin tidak mudah, seiring masih meningkatnya ketidakpastian global yang masih tinggi.

Adapun beberapa ketidakpastian yang dimaksud yakni kebijakan moneter negara maju yang agresif, ketegangan geopolitk Rusia-Ukraina yang masih berlanjut, hingga stabilitas sistem keuangan (SSK) global yang terjadi sepekan terakhir imbas dari ditutupnya Bank regional di Amerika Serikat yakni Silicon Valley, Signature, dan Silvergate. 

"Tantangan utama yang masih dihadapi perekonomian dometsik, global. Ketidakpastian masih tinggi baik nanti liat siklus normalisasi kebijakan moneter negara maju," ucapnya saat peluncuran Kick Off Serambi 2023, Senin (20/3/2023).

Baca Juga: BI Ungkap Dampak Kebangkrutan Silicon Valley Bank ke Indonesia 

1. Prospek ekonomi Indonesia tetap baik

BI Akui Tantangan Ekonomi Global Makin Tak MudahIlustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Meski dihadapkan pada berbagai tantangan global, Aida optimistis bahwa laju ekonomi Indonesia tahun ini tetap baik tercermin dari geliat aktivitas ekonomi masyarakat yang meningkat. 

Bahkan ia memproyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini dapat mencapai 4,5 persen hingga 5,3 persen (yoy).  Proyeksi ini ditopang oleh konsumsi swasta berkisar 4,6 hingga 5,3 persen, kemudian konsumsi pemerintah ditargetkan mencapai 3,2 persen hingga 4 persen. 

Investasi 6,8 persen hingga 7,6 persen, kinerja ekspor tahun ini ditargetkan 6 hingga 6,8 persen dan impor 6,5 hingga 7,3 persen. 

Sementara itu, untuk negara maju diperkirakan tumbuh 1 persen (yoy) dan negara berkembang 3,7 persen (yoy). 

"Kami cermati perkembangan ekonomi Indonesia, serta untuk menentukan respon kebijakan apa yang dilakukan perhatikan prospek yang terjadi. Kesimpulan kami ekonomi Indonesia di Maret ini masih on track dengan tiga kata yakni optimis tetap waspada,"pungkasnya. 

 

Baca Juga: 3 Kesalahan yang Bikin Silicon Valley Kolaps Versi Bos BCA

2. BI komitmen jaga stabilitas moneter

BI Akui Tantangan Ekonomi Global Makin Tak MudahKantor Bank Indonesia (BI). IDN Times/Hana Adi Perdana

Lebih lanjut, Bank Indonesia meyakni akan tetap melakukan bauran kebijakan untuk menjaga moneter serta makro ekonomi. Untuk konsisten, inovatif dan sinergi. Dengan demikian, Aida berharap Indonesia dapat menjadi negara maju pada 2045 dengan stabil, pulih dan bangkit. 

"Kami akan konsisten kawal stabilisasi, dukung pertumbuhan ekonomi yang kesinambungan, dan inovatif sangat kompleks yang dihadapi serta sinergi. Kami akan terus kawal stabilisasi dan untuk dukung pertumbuhan ekonomi kesinambungan, inovatif sangat kompleks yang dihadapi.

Baca Juga: Lagi, BI Tahan Suku Bunga Acuan Tetap di Level 5,75 Persen

3. Keputusan untuk mempertahankan suku bunga mampu kendalikan inflasi

BI Akui Tantangan Ekonomi Global Makin Tak MudahGubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur Agustus 2021 (dok. Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menjelaskan keputusan untuk mempertahankan suku bunga acuan 5,75 persen telah memadai untuk memastikan laju inflasi tetap berada dikisaran 3 plus minus 1 persen pada Semester I 2023. Sedangkan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) kembali pada sasaran sebesar 3 plus minus 1 persen semester II 2023.

"Kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah kendalikan inflasi barang impor atau imported inflation akan terus diperkuat dengan pengelolaan devisa hasil ekspor dengan implementasi operasi moneter valas devisa hasil ekspor sesuai mekanisme pasar," tuturnya, Kamis (16/3/2023) 

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya