BI Diproyeksikan Tahan Suku Bunga Acuan 5,75 Persen

BI sudah 3 bulan tahan suku bunga

Jakarta, IDN Times - Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan mempertahankan suku bunga acuan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 24-25 Mei 2023.

"BI kemungkinan mempertahankan suku bunga level 5,75 persen bulan ini, sambil mempersiapkan kebijakan moneter yang akomodatif. Hal ini, untuk meningkatkan ketahanan eksternal dan mendorong stabilitas harga domestik di tengah potensi perlambatan ekonomi global tahun ini," kata Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan, LPEM FEB UI, Teuku Riefky, Kamis (25/5/2023).

Baca Juga: BI Beri Sinyal Tahan Suku Bunga Acuan 5,75 Persen 

1. Tiga bulan BI tahan suku bunga acuan

BI Diproyeksikan Tahan Suku Bunga Acuan 5,75 PersenChairman Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell pada Rabu (21/9/2022) mengumumkan kenaikan suku bunga acuan (Fed Fund Rate) untuk kelima kalinya tahun ini. (dok. YouTube Washington Post)

BI sudah menahan suku bunga di level 5,75 persen selama tiga bulan terakhir. Riefky menjelaskan, hal ini karena data inflasi yang relatif terkendali dan aliran modal asing yang kuat, telah berdampak pada penguatan rupiah.

"Melihat data terkini, inflasi diperkirakan terus turun dan kembali dalam target BI dalam waktu dekat," tuturnya.

Di sisi lain, surat utang Indonesia juga masih menarik bagi investor, karena selisih imbal hasil antara obligasi pemerintah Indonesia dan US Treasury masih kompetitif. "Dampak gejolak sektor perbankan juga relatif tidak terlihat pada perekonomian domestik," tambahnya.

Baca Juga: Suku Bunga Acuan Memadai untuk Kendalikan Inflasi Inti dan IHK  

2. Inflow deras masuk negara berkembang

BI Diproyeksikan Tahan Suku Bunga Acuan 5,75 PersenIlustrasi investasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Lebih lanjut, Riefky menyampaikan pengetatan kebijakan moneter akan mulai berkurang, sejalan dengan gejolak sektor perbankan dan potensi melambatnya aktivitas ekonomi di AS. Kondisi ini pun memberikan keuntungan bagi negara berkembang, karena kepercayaan investor berangsur-angsur bergeser ke pasar negara berkembang.

"Akibatnya, Indonesia terus mencatat aliran masuk modal dengan lonjakan tertinggi pada awal Mei sebesar 4,49 miliar dolar AS. Lonjakan tersebut juga didukung oleh rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal I yang mencerminkan prospek ekonomi domestik yang sangat menjanjikan," ungkapnya.

Sejak Januari hingga pertengahan Mei tahun ini, aliran modal asing yang masuk ke pasar keuangan domestik mencapai 5,7 miliar dolar AS.  Arus masuk modal yang kuat hingga pertengahan Mei sepenuhnya. Itu tercermin dalam imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun dan 1 tahun yang turun dari semula 6,76 persen dan 5,97 persen, menjadi 6,54 persen dan 5,79 persen.

Baca Juga: Citi Indonesia: BI Bakal Turunkan Suku Bunga Acuan Tiga Kali Jadi 5 Persen

3. Suku bunga acuan 5,75 persen untuk jaga stabilitas rupiah

BI Diproyeksikan Tahan Suku Bunga Acuan 5,75 PersenIlustrasi Kurs Rupiah. (IDN Times/Aditya Pratama)

Hal senada disampaikan Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede. Dia memperkirakan Bank Indonesia kembali mempertahankan suku bunga acuan, untuk memastikan ekspektasi inflasi berada dalam lintasan target BI.

Selain itu, dia menilai suku bunga acuan BI saat ini masih konsisten untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, di tengah sentimen pasar keuangan global saat ini.

"Isu terkait debt ceiling utang pemerintah AS, arah suku bunga Fed dan perlambatan ekonomi Tiongkok yang turut mempengaruhi pergerakan Rupiah dan mata uang Asia lainnya dalam seminggu terakhir," ungkapnya.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya