Efek Inflasi, Pengusaha Lakukan Penyesuaian Suplai Barang

Pelaku usaha perlu mengendalikan beban produksi

Jakarta, IDN Times - Momentum Ramadan dan Lebaran 2023 menjadi salah satu puncak konsumsi masyarakat di Indonesia. Meski begitu supply barang dari pengusaha tahun ini akan relatif modest atau tidak sebesar tahun sebelumnya.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Maritim, Investasi dan Luar Negeri, Shinta W. Kamdani, mengatakan pengusaha otomatis akan meningkatkan pasokan barang atau jasa ke pasar untuk memaksimalkan kinerja saat Ramadan dan Idul Fitri.

“Namun pada tahun ini peningkatan suplai produk akan bersifat modest atau tidak eksponensial karena di satu sisi pelaku usaha perlu mengendalikan beban produksi karena efek inflasi,” kata Shinta saat dihubungi IDN Times, Rabu (29/32023).

Baca Juga: Ramadan Kareem atau Ramadan Mubarak? Ini Ucapan yang Tepat

1. Pertumbuhan daya beli stabil

Efek Inflasi, Pengusaha Lakukan Penyesuaian Suplai Barangilustrasi transaksi uang (IDN Times/Aditya Pratama)

Shinta melihat pertumbuhan daya beli dan permintaan pasar dalam jangka pendek atau 1-2 bulan ke depan akan relatif stabil. Pertumbuhan penjualan ritel juga semakin melandai karena volume penjualan kurang lebih sudah kembali ke level sebelum pandemi.k

“Jadi meskipun akan ada peningkatan kinerja dan suplai barang, kami bisa pastikan tidak akan ada oversupply di pasar, karena disesuaikan dengan sisi pesanan," ungkapnya.

Baca Juga: Dorong Pertumbuhan Ekonomi ASEAN, Kadin Jalin Kerja Sama dengan MITI

2. Pertumbuhan ekonomi kuartal I capai 5 persen

Efek Inflasi, Pengusaha Lakukan Penyesuaian Suplai BarangMenteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati. (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Sebelumnya, Pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2023 mencapai 5 persen. Keyakinan tersebut didukung oleh konsumsi domestik, karena adanya momentum bulan Ramadan dan Lebaran pada akhir bulan Maret-April 2023.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, agregat demand pada kuartal I-2023 relatif masih kuat meski kinerja ekspor dan impor cenderung mengalami penurunan sejalan dengan aktivitas global yang melemah.

"Kita berharap di kuartal I juga 5,0 persen. Kita lihat dalam 1,5 bulan ke depan karena kita masuk Lebaran. Ini juga akan memberikan efek musiman yang positif," ujar Sri Mulyani di Kementerian Keuangan, Selasa (14/3/2023).

Tak hanya itu, pembayaran tunjangan hari raya (THR) juga memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi, karena turut mendorong peningkatan sisi konsumsi. Sri Mulyani pun menyebut dalam waktu dekat Presiden akan mengumumkan kabar baik tersebut.

"Nanti juga Presiden akan mengumumkan terkait THR dalam beberapa minggu ke depan. Ini juga akan memberikan dampak positif terhadap gross," kata perempuan asal Bandar Lampung tersebut.

Sri Mulyani berharap pertumbuhan ekonomi juga diikuti dengan tingkat inflasi yang terjaga di level 3,6 persen year-on-year (yoy). Mengingat per Februari 2023 tingkat inflasi 0,16 persen month-to-month (mtm) dan pertumbuhan konsumsi menyumbang andil 5,47 persen.

Meski demikian, kinerja ekspor juga perlu diwaspadai karena level pertumbuhannya cukup tinggi.

"Tapi dari level gross-nya dua-duanya koreksi juga biasanya net eksport-nya juga akan baik," bebernya.

Baca Juga: Jokowi Incar Pertumbuhan Ekonomi 5,7 Persen di Akhir Jabatan

3. Anggaran THR capai Rp38,9 triliun

Efek Inflasi, Pengusaha Lakukan Penyesuaian Suplai BarangIlustrasi THR (beritabeta.com)

Disamping itu, pemerintah menganggarkan dana Rp38,9 triliun untuk membayar Tunjangan Hari Raya (THR) Aparatur Sipil Negara (ASN)/Pegawai Negeri Sipil (PNS) di 2023. Anggaran tersebut nantinya akan dibagikan kepada 8,4 juta ASN/PNS.

Secara umum kebijakan pemberian THR telah teralokasi dalam APBN Tahun Anggaran 2023.

Jika dibandingkan tahun lalu, alokasi anggaran tersebut mengalami peningkatan dari sebelumnya hanya Rp34,3 triliun.

Secara rinci, kementerian/lembaga mengalokasikan anggaran Rp11,7 triliun untuk ASN Pusat, pejabat negara, prajurit TNI dan anggota Polri. Jumlahnya mencapai 1,8 juta orang.

Pemerintah juga menyalurkan anggaran THR melalui Dan Alokasi Umum (DAU) sekitar Rp17,4 triliun dan menggelontorkan THR untuk pensiunan PNS dengan anggaran sebesar Rp9,8 triliun.

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya