Deretan Gurita Bisnis Hartono Bersaudara, Gak hanya Rokok!

Hartono bersaudara kembali jadi orang terkaya kedua di Asia

Jakarta, IDN Times - Pemilik Grup Djarum, Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono kembali didapuk sebagai orang terkaya di Asia nomor kedua. Hartono bersaudara hanya kalah dari Mukesh Dhirubhai Ambani, orang paling kaya di Asia asal India.

Kekayaan Hartono bersaudara tercatat 38,8 miliar dolar Amerika Serikat setara dengan Rp581,8 triliun (kurs Rp14.995 per dolar AS). Hartono bersaudara merupakan generasi ketiga dari keluarga Hartono. Mereka mewarisi seluruh kekayaan warisan dari sang ayah Oei Wie Gwan yang meninggal pada 1963.

Kekayaan Robert Budi Hartono dan Michael Hartono tak lepas dari gurita bisnis yang mereka miliki, mulai dari industri rokok, perbankan, hingga ritel online dan media.

Mengutip Forbes, inilah beberapa gurita bisnis Hartono bersaudara yang membawa mereka ke takhta orang terkaya nomor satu di Indonesia

Baca Juga: Mukesh Ambani, Satu-Satunya dari Asia di 10 Besar Orang Terkaya Forbes

1. Rokok dan bank

Deretan Gurita Bisnis Hartono Bersaudara, Gak hanya Rokok!Ribuan pekerja menyelesaikan proses pembuatan rokok kretek di Pabrik Rokok Djarum Kudus, Desa Megawon, Jati, Kudus, Jateng, Selasa (5/6/2012). (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)

Rokok

Kekayaan mereka berasal dari bisnis PT Djarum. Semua berawal pada 1951 silam, ketika ayah mereka, Oei Wie Gwan, membeli perusahaan rokok yang hampir gulung tikar bernama NV Murup. Awalnya perusahaan tersebut memiliki merek produk bernama Djarum Gramofon yang kemudian dipangkas menjadi Djarum.

Upaya itu membuahkan hasil. Produk yang dihasilkan pabrik rokok terus berkembang. Meski menghadapi berbagai kendala, mulai 1973 mereka sanggup melebarkan pangsa pasar Djarum hingga ke mancanegara, Amerika Serikat, Arab Saudi, Jepang, dan lain sebagainya.

Perbankan

Hartono bersaudara memutuskan untuk mengambil BCA dari keluarga Salim. Saat itu, BCA mengalami goncangan akibat krisis moneter di 1998.

Bank BCA mengalami bank rush atau penarikan besar-besaran oleh nasabah karena dianggap tidak mampu beroperasi lagi. Kondisi ini membuat BCA masuk dalam program rekapitalisasi dan restrukturisasi BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional).

Lewat proses panjang, Hartono bersaudara melalui konsorsium Farindo Investments (Mauritius) Ltd dan Farallon Capital Management LLC berhasil menjadi pemegang suara mayoritas perusahaan dengan mengempit 51,15 persen saham emiten berkode BBCA.

Baca Juga: Hartono Bersaudara Jadi Keluarga Terkaya Kedua di Asia

2. Elektronik dan properti

Deretan Gurita Bisnis Hartono Bersaudara, Gak hanya Rokok!Polytron. co. id

Polytron

Tak hanya berhenti di rokok dan bank, pada 1975, Hartono bersaudara juga melebarkan sayap bisnis ke beberapa lini bisnis, salah satunya industri elektronik dengan mendirikan PT Indonesian Electronic & Engineering.

Selanjutnya pada 18 September 1976 perusahaan bernama PT Hartono Istana Teknologi atau lebih dikenal dengan nama Polytron dan memiliki beberapa pabrik di Jawa Tengah.

Polytron adalah perusahaan yang fokus memproduksi berbagai barang elektronik, seperti televisi, AC, ponsel, hingga kulkas.

Properti

Hartono bersaudara juga terjun ke bisnis properti dan perhotelan dengan mengelola sejumlah kawasan perkantoran dan hotel mewah diantaranya Hotel Indonesia Kempinski, Padma Hotel Bandung, ressort, dan menara BCA.

Baca Juga: Low Tuck Kwong Jadi Orang Terkaya di RI, Geser Hartono Bersaudara

3. Perkebunan hingga ritel media online

Deretan Gurita Bisnis Hartono Bersaudara, Gak hanya Rokok!logo blibli (blibli.com)

Perkebunan

Selain dari berbgai sektor tersebut, pundi-pundi uang Hartono bersaudara juga berasal dari sektor perkebunan kelapa sawit. Bisnis tersebut dijalankan melalui PT Hartono Plantation Indonesia (HPI). 

Ritel online dan media

Grup Djarum milik Hartono bersaudara juga melebarkan sayap mereka ke sektor ritel online dan media. Mereka memiliki PT Global Digital Prima Venture yang menaungi diantaranya Blibli.com, kaskus.co.id, Mindtalk, LintasME, Crazymarket, DailySocial.net.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya