Menaker: Masih Banyak Pekerja Belum Tergabung Konfederasi 

Baru 4,2 juta pekerja tergabung dalam konfederasi buruh

Jakarta, IDN Times - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah, mencatat hingga saat ini jumlah anggota federasi maupun konfederasi buruh hanya 4,2 juta.

Artinya, kata dia, masih banyak sekali pekerja atau buruh yang belum bergabung dengan konfederasi maupun federasi.

"Keanggotaaan serikat pekerja kurang lebih 4,2 juta anggota, jadi perlu (ditingkatkan). Meski ini banyak, tapi saya berharap dengan jumlah keanggotaan tersebut diiringi dengan kemampuan manajerial yang profesional akuntabel dan mampu menghasilkan pemikiran-pemikiran yang konstruktif, demi kemajuan bangsa," ucapnya dalam Puncak Perayaan Har Buruh Internasional bersama PT Panasonic Manafacturing Indonesia (Panasonic), Senin (1/5/2023).

Turut hadir dalam acara tersebut, pimpinan Panasonic, Rahmat Gobel; Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy; Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Arsjad Rasjid; Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Hariyadi B Sukamdani, dan sejumlah pimpinan konfederasi dan federasi buruh serta Serikat Pekerja.

Baca Juga: Menaker: Tantangan Dunia Kerja di Era Industri 4.0 Makin Tidak Mudah 

1. Kolaborasi untuk sejahterakan pekerja

Menaker: Masih Banyak Pekerja Belum Tergabung Konfederasi Massa buruh 'Mayday Fiesta 2022' memasuki kawasan GBK pada Sabtu (14/5/2022). (IDN Times/Fadhliansyah)

Ida meminta wakil-wakil serikat pekerja yang berada dalam dua forum LKS Tripartit Nasional dan Dewan Pengupahan Nasional dapat berkolaborasi untuk menghasilkan kesepakatan bersama. Utamanya agar dapat memajukan dunia usaha dan meningkatkan kesejahteraan pekerja.

"Tentu saya berharap para anggota lembaga ini yang ditunjuk pimpinan organisasi pekerja, saya kira wajib mempunyai legitimasi jadi hal-hal yang dihasilkan dalam lembaga ini harusnya didukung oleh organisasi pengusulnya," tegasnya.

Dengan demikian, ia berharap lembaga resmi (LKS Tripartit Nasional dan Dewan Pengupahan Nasional) nantinya berbagai keputusan keputusan yang diambil ke depan bisa diterima oleh semua pihak.

Baca Juga: Buruh Bakal Gelar May Day Fiesta, Ada Orasi hingga Pentas Musik

2. Tujuan penyelenggaraan May Day

Menaker: Masih Banyak Pekerja Belum Tergabung Konfederasi Menaker Ida Fauziyah dalam acara Mayday 2023 (youtube.com/Kemnterian Ketenagakerjaan RI)

Lebih lanjut, ia menjelaskan, penyelenggaran rangkaian May Day pada 1 Mei 2023 memiliki tujuan untuk meningkatkan rasa persaudaraan, kebersamaan, soliditas, dan sinergitas elemen ketenagakerjaan yang terdiri dari unsur pemerintah, organisasi pekerja, serta pengusaha.

"May Day kali ini sama seperti tahun lalu, dalam suasana Idul Fitri. Mudah-mudahan suasana Idul Fitri itu menyemangati 11 bulan yang lain. Jadi semangat kebersamaan tidak hanya di saat May Day, tapi silaturahmi mari diisi dalam 11 bulan yang lain. Jadi ambil spirit Idul Fitri untuk hadapi tantangan di ketenagakerjaan," ujarnya.

Baca Juga: Polisi Pantau Penyusup di Aksi May Day Buruh

3. Peringatan May Day dihadiri 400 undangan

Menaker: Masih Banyak Pekerja Belum Tergabung Konfederasi Ilustrasi pekerja pabrik (ANTARA FOTO/Siswowidodo)

Ida menjelaskan, perayaan May Day dihadiri 400 undangan yang meliputi lima unsur undangan yakni pemerintah pusat, pemerintah daerah, BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan, pekerja, serta pengusaha (Kadin dan Apindo).

"Pemerintah memfasilitasi dan memberikan ruang yang nyaman bagi teman-teman buruh dan pekerja untuk merayakan May Day ini. Perayaan May Day yang bahagia bukan hanya buruh tetapi Ketua Kadin, Ketua Apindo, dan teman-teman pengusaha juga. Jadi Hari Buruh bukan lagi milik buruh, tapi pengusaha dan pemerintah akan memfasilitasi untuk serikat buruh atau serikat pekerja," ucapnya.

Baca Juga: May Day Fiesta 2023 Dimulai, Buruh Awali dengan Teaterikal Marsinah

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya