Menkeu Klaim Rasio Utang RI Terus Turun, Kok Bisa?

Batas maskimal rasio utang 60 persen terhadap PDB

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan rasio utang Indonesia terus mengalami penurunan. Hal ini pun tercermin dari rasio utang terhadap PDB yang dirancang dalam RAPBN 2024 di level 38,07 persen hingga 38,97 persen.

"Rasio utang kita tetap dalam tren menurun, dan kita berharap sudah menurun lagi ke level 38 persen dari yang sekarang 39,4 persen," ujarnya dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI, Senin (5/6/2023). 

Baca Juga: Rilis Utang Buat Bayar Utang, PGE Disebut Bisa Kena Bunga Lebih Tinggi

1. Konsolidasi fiskal Indonesia hampir selesai

Menkeu Klaim Rasio Utang RI Terus Turun, Kok Bisa?IDN Times/Arief Rahmat

Dengan rasio utang terhadap PDB yang diupayakan terus menurun, maka bunga utang yang harus dibayar atau tambahan utang baru akan relatif kecil. 

Ia menjelaskan langkah konsolidasi fiskal pasca COVID-19, yang dilakukan Indonesia cukup baik dibandingkan banyak negara.

Untuk tahun 2024, pemerintah merancang pendapatan negara dikisaran Rp2.719,1 triliun hingga Rp2.865,3 triliun, belanja negara Rp3.215,7 triliun hingga Rp3.476,2 triliun dan pembiayaan anggaran sebesar Rp496,6 triliun hingga Rp610,9 triliun. Alhasil, defisit anggaran dirancang 2,16 persen hingga 2,64 persen terhadap PDB atau Rp496,6 triliun hingga Rp610,9 triliun. 

"Ini menggambarkan terjadi perbaikan bertahap, yang cukup kuat. Kalau tadi mungkin pak Suahasil (Wakil Menteri Keuangan), menyampaikan di awal banyak negara yang konsolidasi fiskalnya belum dimulai sesudah 3 tahun pandemik COVID-19. Indonesia konsolidasi fiskalnya sudah mendekati beres," ucapnya.

Dengan demikian, ia memastikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara harus terjaga sehat dan berkelanjutan berhati-hati. Namun disaat yang sama, APBN juga harus fleksibel dan efektif.

Baca Juga: Bagaimana Mengetahui Keuangan yang Sehat? Bisa Cek Pakai 4 Rasio Ini!

2. Rasio utang April masih dibawah ketentuan UU

Menkeu Klaim Rasio Utang RI Terus Turun, Kok Bisa?Ilustrasi Utang (IDN Times/Mardya Shakti)

Mengutip Buku APBN Kita Edisi Mei 2023, rasio utang pada April turun menjadi 38,15 persen terhadap PDB, jika dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 39,17. Baik secara nominal maupun rasio, posisi utang mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya.

Rasio utang pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) per akhir April 2023, berada di batas aman alias  masih jauh dari batas maksimal 60 persen terhadap  PDB, sesuai UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

"Hal ini, dipengaruhi oleh mutasi pembiayaan baik dari instrumen Pinjaman maupun SBN, di mana pembayaran cicilan pokok utang pada bulan April lebih besar dari pada pengadaan/penerbitan utang baru," tulis Kemenkeu di Buku APBN KiTa.

Faktor lainnya, adanya apresiasi rupiah terhadap major currency valas (EUR, JPY, USD) pada April 2023 dibandingkan Maret 2023.

Baca Juga: Utang Luar Negeri Indonesia Q1 Capai Rp6.025 Triliun

3. Utang Indonesia akhir April Rp7.849 triliun

Menkeu Klaim Rasio Utang RI Terus Turun, Kok Bisa?IDN Times/Arief Rahmat

Sebelumnya, Kementerian Keuangan mencatat utang pemerintah Indonesia hingga akhir April 2023 mencapai Rp7.849,89 triliun. Utang turun 0,3 persen atau Rp29,18 triliun dibandingkan posisi utang pada Maret yang tercatat Rp7.879,07 triliun.

Sementara itu, apabila dibandingkan periode yang sama di tahun lalu, utang tercatat utang periode April 2023 mengalami kenaikan 11,48 persen.

"Pemerintah akan melakukan pengelolaan utang secara baik dengan risiko yang terkendali melalui komposisi yang optimal, baik terkait mata uang, suku bunga maupun jatuh tempo," tutur Kemenkeu dalam buku APBN KiTa edisi Mei.

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya