RI Kuasai 40 Persen Pasar Ekonomi Digital ASEAN, Bakal Tembus US$360 M

Ekonomi keuangan digital diproyeksikan berkali lipat di 2030

Jakarta, IDN Times - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) memproyeksikan pertumbuhan sektor ekonomi dan keuangan digital mencapai 360 miliar dolar AS pada 2030. Indonesia sebagai pemain di regional telah menguasai lebih dari 40 persen pangsa pasar di ASEAN.

Potensi pertumbuhan dari sektor tersebut kian pesat, sejalan dengan meningkatnya akseptasi masyarakat untuk melakukan transaksi secara digital. Berdasarkan data sepanjang 2022, nilai ekonomi digital Indonesia mencapai 77 miliar dolar AS, atau tumbuh hingga 22 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

"Di tahun 2025 nilai (ekonomi digital) diprediksi meningkat dua kali lipat menjadi 130 miliar dolar AS dan terus meningkat hingga menjadi 360 miliar dolar AS di tahun 2030," ungkap Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan UMKM Kemenko Perekonomian Rudy Salahuddin dalam Rangkaian Acara FEKDI, Rabu (10/5/2023).

Baca Juga: Menlu: Pemuda dan Ekonomi Digital Fondasi Penting ASEAN

1. Pandemik COVID-19 jadi momentum kembangkan inovasi dan teknologi digital

RI Kuasai 40 Persen Pasar Ekonomi Digital ASEAN, Bakal Tembus US$360 MIlustrasi Bank Digital. (IDN Times/Aditya Pratama)

Ia menjelaskan bahwa pandemik COVID-19 yang menghantam ekonomi RI selama kurun waktu 3 tahun terakhir, telah mendorong peningkatan daya saing Indonesia. Selama periode COVID-19 tersebut, pemerintah dan masyarakat justru berhasil memanfaatkannya dengan mengembangkan inovasi dan teknologi digital.

"Percepatan pengembangan inovasi dan teknologi digital menuntun kita pada momen transformasi ekonomi dan keuangan digital. Elemen ini menjadi kunci pemulihan pascapandemi dan komponen pendorong dalam membangun bangsa lebih tangguh dan berdaya saing," ujarnya.

Tak hanya itu, menurut Ruddy, pemanfaatan teknologi digital juga meningkatkan performa layanan keuangan. Nilai transaksi uang elektronik (UE) pada Maret 2023 tumbuh tinggi 11,39 persen (YoY), sehingga mencapai Rp34,1 triliun.

Bahkan berdasarkan data BI, nilai transaksi digital banking juga meningkat hingga 9,88 persen YoY menjadi Rp4.944,1 triliun. Kemudian nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit juga naik 0,45 persen YoY menjadi Rp707,1 triliun.

"Akslerasi pengembangan eko keuangan digital tercermin pemanfaatan teknologi digital dalam tingkatkan performa layanan keuangan. Selain itu, hingga Februari 2023, tercatat terdapat 785 perusahaan fintech dengan penyaluyran kredit hingga Rp18,23 triliun," papar Rudy.

Baca Juga: Indonesia Punya 2.400 Startup, Jokowi: Peringkat 6 Terbesar di Dunia

2. Indonesia miliki 2.400 startup

RI Kuasai 40 Persen Pasar Ekonomi Digital ASEAN, Bakal Tembus US$360 MIlustrasi Startup (IDN Times/Aditya Pratama)

Lebih lanjut, Rudy menjelaskan bahwa Indonesia kini juga telah memiliki lebih dari 2.400 startup. Capaian ini menempatkan Indonesia berada pada peringkat keenam sebagai negara dnegan jumlah startup terbanyak di dunia serta tingkat penetrasi internet Indonesia mencapai 76,8 persen. 

"Hal ini beprotensi dapat terus berkembang sebab Indonesia merupakan negara, dengan jumlah penduduk terbanyak keempat didunia miliki periode bonus demografi penduduk lebih banyak di usia prodouktif," jelasnya.  

Baca Juga: Transaksi E-Commerce Melesat, UMKM Terus Didorong Go Digital

3.Perlu program dan inisiatif dukung ekosistem ekonomi dan keuangan digital

RI Kuasai 40 Persen Pasar Ekonomi Digital ASEAN, Bakal Tembus US$360 MIlustrasi Perkembangan Ekonomi Digital. (IDN Times/Aditya Pratama)

Dengan peluang dan potensi yang besar, Rudy menekankan, perlu adanya penguatan aspek fundamental. Ini perlu dilakukan dengan mendorong sejumlah insiatif atau program yang dapat memberikan dampak nyata ke ekosistem ekonomi dan keuangan digital nasional.

Adapun beberapa langkah yang dilakukan pemerintah di antaranya, pengembangan talenta digital. Ini merupakan satu prasyarat fundamental dalam mendorong percepatan transformasi ekonomi dan keuang digital. 

"Kemenko Perekonomian juga telah melakukan program literasi digital nasional, Indonesia makin cakap digital, cyber kreasi, digital talent scholarsip, dan digital leadership academy. Digital talent scholarship pada tahun ini menargetkan pelatihan gratis untuk 100.000 peserta yang mencakup 7 akademi," tuturnya. 

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya