Rupiah Masih Keok hingga Paruh Perdagangan, Ini Sentimen Penyebabnya

Rupiah hanya menguat tipis dari pembukaan

Jakarta, IDN Times - Pergerakan nilai tukar atau kurs rupiah yang dipantau pukul 12.25 WIB, berada di level Rp14.900 per dolar AS berdasarkan data Bloomberg. Kurs menguat tipis yakni 1 poin dibandingkan awal pembukaan perdagangan di level Rp14.901 per dolar AS.

Namun, nilai tukar rupiah masih melemah dibandingkan penutupan perdagangan Rabu (7/6/2023) yang berada pada level Rp14.877 per dolar AS. Pada pembukaan perdagangan tadi pagi, melemah hingga 24 poin atau 0,16 persen dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan.

Baca Juga: Bank Indonesia Bilang Rupiah Tetap Kuat, Ini Buktinya 

1. Rupiah terkena Imbas kenaikan yield obligasi AS

Pengamat Pasar Keuangan, Ariston Tjendra, menilai rupiah masih berpotensi melanjutkan pelemahan terhadap dolar dolar AS pada hari ini. Pelemahan rupiah dipicu oleh kenaikan imbal hasil obligasi AS. 

"Kenaikan ini yield obligasi AS, menyiratkan persepsi pelaku pasar, bahwa kondisi suku bunga tinggi masih akan dipertahankan di AS," ucapnya kepada IDN Times, Kamis (8/6/2023). 

Baca Juga: Rupiah Lebih Kuat Dibandingkan Banyak Mata Uang di Asia, Ini Faktornya

2. Diluar ekspektasi, Bank Sentral Kanada naikkan suku bunga acuan

Ia menjelaskan, kenaikan imbal hasil obligasi AS dipicu kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Kanada yang di luar ekspektasi semalam, naik 25 bps menjadi 4,75 persen. 

"Bahkan dalam survei CME Fed Watch Tool, probabilitas (kenaikan) akan dijeda di Juni menunjukkan penurunan dari sebelumnya di kisaran 80 persen  menjadi 66 persen," ucapnya. 

Baca Juga: 3 Instrumen Investasi yang Aman saat  Rupiah Lesu, Harus Aware nih!

3. Proyeksi posisi rupiah hingga sore

Atas dasar faktor-faktor tersebut, Ariston memproyeksikan kurs rupiah bisa ditutup melemah pada akhir perdagangan sore nanti. Meski demikian, rupiah diyakininya masih akan bergerak menguat karena pasar masih konsolidasi menunggu The Fed pekan depan. 

"Potensi pelemahan rupiah hari ini ke arah Rp14.900 hingga support dikisaran Rp14.850 per dolar AS," ujarnya. 

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya