Tak Mampu Bangkit, Rupiah Terjerembab ke Rp15.501,5 per Dolar AS

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar rupiah pada awal perdagangan, Rabu (27/9/2023), anjlok menyentuh Rp15.501,5 per dolar Amerika Serikat (AS).
Mengutip Bloomberg, rupiah melemah hingga 11,5 poin atau 0,07 persen dibandingkan pada penutupan perdagangan, Selasa (26/9/2023) sebesar Rp15.490 per dolar AS.
1. Rupiah masih berpotensi melemah seharian
Analis Sinarmas Futures, Ariston Tjendra, mengatakan, ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS masih menjadi pemicu pelemahan rupiah terhadap dolar AS hari ini. Pun, kondisi inflasi AS masih belum stabil, turun ke arah target dua persen. Pertumbuhan ekonomi AS juga turun tidak dalam, yang membuka peluang bank sentral AS menaikkan suku bunga.
"Potensi pelemahan ke arah Rp15.530-Rp15.550 per dolar AS. Kemudian, potensi support di sekitar Rp15.450 per dolar AS hari ini," kata Ariston.
Baca Juga: Bagaimana Nasib Bitcoin usai Suku Bunga Masih Ditahan The Fed?
2. Indeks dolar dorong peluang kenaikan suku bunga The Fed
Menurut Ariston, pimpinan Bank Sentral AS wilayah mineapolis, Neel Kaskhari, mengungkapkan adanya peluang suku bunga acuan AS dinaikan lagi untuk menurunkan inflasi. Hal ini mengacu pada indikator seperti tingkat imbal hasil obligasi AS.
Editor’s picks
"Bahkan, indeks dolar AS masih mendukung ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS," kata Ariston.
Selain itu, harga minyak mentah dunia yang masih di atas 90 dolar per barel. Kondisi ini memberikan kekhawatiran tersendiri ke pelaku pasar.
"Harga minyak yang tinggi menjadi ancaman untuk inflasi global lebih tinggi dan bisa mendorong pelambatan ekonomi. Sehingga, pelaku pasar keluar dari aset berisiko dan masuk ke aset aman dolar AS," ujar Ariston.
Bahkan, kenaikan harga minyak dunia akan berdampak pada Indonesia karena merupakan importir minyak.
"Indonesia, ini meningkatkan kebutuhan dolar AS yang bisa memicu penguatan dolar terhadap nilai tukarnya," jelasnya.
3. Dolar AS menguat pada level tertinggi dalam 10 bulan
Analis Pasar Uang, Lukman Leong, mengatakan rupiah diperkirakan akan melemah terhadap dolar AS yang kembali menguat dan mencapai level tertinggi dalam 10 bulan.
"Ini dipicu oleh sentimen risk off dan pernyataan hawkish lainnya dari pejabat The Fed Bowman. Range Rp.15.400-Rp15.550 per dolar AS," ujar Lukman.
Baca Juga: Dampak KTT G20, Transaksi Valas di Bali Naik 40 Persen