Penyedia QRIS di Jakarta Tembus 3,9 juta Merchant

Target 2022 ada 600 ribu merchant

Jakarta, IDN Times - Kantor Bank Indonesia (BI) Perwakilan DKI Jakarta menargetkan pengguna Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di wilayah setempat bisa menembus 4,5 juta merchant dari capaian nasional 15,1 juta merchant.

Saat ini, pengguna QRIS sebagai alat transaksi pembayaran elektronik di Jakarta mencapai 3,9 juta merchant.

“Target kami di tahun 2022 itu ada tambahan sebesar 600 ribu merchant dan kami sudah mau titik optimal. Jadi, kalau merchant sudah menjadi 3,9 juta, saatnya kita mendorong transaksi ke toko pakai QRIS,” kata Kepala Kantor BI Perwakilan DKI Jakarta, Onny Widjanarko, saat diskusi virtual dengan Balkoters berjudul Jakarta jadi Pusat Bisnis Global: Tantangan dan Peluang Digital Payment, Selasa (26/4/2022).

1. Pengguna QRIS semakin leluasa saat ini karena limitnya ditambah

Penyedia QRIS di Jakarta Tembus 3,9 juta MerchantIlustrasi penggunaan QRIS (IDN Times/Dokumen Bank Indonesia)

Onny mengatakan, pengguna QRIS sekarang semakin leluasa karena limit transaksi sudah ditambah. Dari yang awalnya maksimal Rp5 juta, sekarang menjadi Rp 10 juta.

“Itu adalah angka yang dapat mendorong tambahan pertumbuhan transaksi digital yang ada di Jakarta,” ujar Onny.

Berdasarkan catatannya, pangsa ekonomi di Jakarta mencapai 17,19 persen di tingkat nasional. Angka ini diklaim sangat tinggi dibanding provinsi lainnya di Indonesia, padahal Jakarta hanya dihuni 10,6 juta orang.

“Ini karena memang kepusatannya, Jakarta serba pusat dari pusat perdagangan, pusat informasi, pusat keuangan dan pusat ekonomi digtal,” jelas Onny.

Baca Juga: Sekitar 30 Persen UMKM Bandar Lampung Sudah Pakai QRIS

2. Hingga akhir 2021, transaksi digital di DKI Rp22,4 triliun

Penyedia QRIS di Jakarta Tembus 3,9 juta MerchantBank DKI. (Dok. Bank DKI)

Hingga akhir 2021, transaksi e-commerce di Ibu Kota mencapai Rp22,4 triliun dan angka ini meningkat delapan persen dari triwulan sebelumnya sebesar Rp21,7 triliun.

“Ini baru sumber dari empat e-commerce lokal, nah mestinya lebih dari ini karena angka Rp22,4 triliun baru empat e-commerce terbesar,” imbuhnya.

Menurut Onny, pandemik COVID-19 membuat adanya pergeseran perilaku masyarakat dalam setiap aktivitasnya. Kewajiban masyarakat menjaga jarak untuk menghindari penularan Covid-19, justru mengubah berinteraksi, berkomunikasi dan bertransaksi melalui digital.

Onny berujar, berdasarkan riset Google pada 2021, nilai ekonomi digital Indonesia diperkirakan mencapai 146 miliar dollar AS. Angka itu mendekati cadangan devisa negara saat ini.

“Untuk Jakarta diperkirakan pangsanya tetap yang lebih besar, sekitar 65-70 persen digital di Indonesia itu, adanya di Jakarta,” ucapnya.

3. BI memperluas layanan pembayaran digital

Penyedia QRIS di Jakarta Tembus 3,9 juta MerchantQRIS BRI. (Dok. BRI)

Dia menambahkan, BI dan perusahaan penyedia jasa pembayaran (PJP) berkomitmen memperluas akseptasi pembayaran digital. Salah satunya melalui fasilitas penggunaan QRIS di pasar-pasar dan pusat perbelanjaan, termasuk di wilayah Provinsi DKI Jakarta.

Selain itu, BI juga telah mendorong kemudahan bertransaksi secara digital melalui program sehat, inovatif, dan aman pakai (S.I.A.P).

Program itu merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Perdagangan RI dengan Bank Indonesia melalui pencanangan pasar dan pusat perbelanjaan, demi memperluas akselerasi penggunaan QRIS dan mendisplinkan metode pembayaran yang sesuai dengan protokol kesehatan (efisiensi, praktis, dan higienis).

Baca Juga: BI Sulsel Dorong Transaksi Digital Pakai QRIS di Pasar Tradisional

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya