Yes! Dolar Balik ke Level Rp15.000-an

Rupiah menguat ke posisi Rp15.820 per dolar AS

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar rupiah mengalami penguatan signifikan pada perdagangan Kamis (9/4). Mata uang Garuda berdasarkan data RTI ditutup di angka Rp15.820 per dolar AS, menguat 330 poin atau 2,04 persen dibandingkan Rabu sore yang masih bertengger di posisi Rp16.150 per dolar AS.

Level ini merupakan level terkuat sejak 19 Maret 2020. Sentimen positif sebenarnya sudah muncul sejak awal pekan, seiring pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia yang menyebutkan dalam kurun waktu 20 Januari-6 April, rata-rata pertumbuhan jumlah kasus corona 12,52 persen per hari. Bahkan beberapa hari terakhir pertumbuhan kasus baru per harinya sudah satu digit persentase.

Hal ini memunculkan harapan pandemi COVID-19 akan segera berakhir, dan perekonomian bisa segera bangkit. Sentimen pelaku pasar pun membaik dan masuk ke aset-aset berisiko.

1. Gubernur BI menegaskan, penguatan rupiah karena pasar percaya kebijakan pemerintah

Yes! Dolar Balik ke Level Rp15.000-anIlustrasi Dollar Dan Rupiah (ANTARA FOTO/Reno Esnir)

Baca Juga: Virus Corona Bikin Cadangan Devisa RI Terkuras ke Angka US$121 miliar

Sementara Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkapkan, nilai tukar rupiah yang bergerak stabil dan menguat selama beberapa hari terakhir karena pasar percaya terhadap kebijakan yang diambil pemerintah dan regulator dalam menangani COVID-19.

"Confident terhadap langkah kebijakan yang ditempuh pemerintah, Bank Indonesia, OJK, LPS baik penanganan masalah kesehatan maupun juga stimulus fiskal,” katanya dalam jumpa pers daring di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, rupiah pada awal perdagangan interbank dibuka Kamis pagi mencapai Rp16.200 per dolar AS dan bergerak menguat hingga Rp16.020 per dolar AS.

Perry yang saat itu langsung memantau juga memberikan perkembangan terakhir pukul 14.41 WIB, nilai tukar rupiah kembali menguat mencapai Rp15.930 per dolar AS.

Ia menyebut transaksi jual beli atau bid offer dalam perdagangan baik di broker dan interbank mencapai Rp15.920 per dolar AS.

Dengan perkembangan nilai tukar rupiah yang bergerak stabil dan menguat itu, Perry semakin yakin rupiah akan menguat mengarah Rp15.000 per dolar AS hingga akhir tahun 2020.

Penyebabnya, lanjut dia, nilai tukar rupiah pada level saat ini jika diukur secara fundamental dari sisi inflasi yang terkendali, defisit transaksi berjalan, dan perbedaan suku bunga dalam dan luar negeri, menunjukkan nilai tukar rupiah saat ini masih undervalue. "Artinya kecenderungannya masih bisa menguat," katanya.

2. BI juga optimistis cadangan devisa akan bertambah lagi

Yes! Dolar Balik ke Level Rp15.000-anIlustrasi Dollar (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

Perry juga optimistis cadangan devisa pada pekan depan akan kembali bertambah dari 121 miliar dolar AS menjadi 125 miliar dolar AS.

"Cadangan devisa akan meningkat. Di akhir bulan lalu kami sampaikan, cadangan devisa 121 miliar dolar AS. Insya Allah minggu depan akan mendekati ke angka 125 miliar dolar AS," kata Perry.

Keyakinan Perry tersebut muncul lantaran Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa pemerintah akan menerbitkan Pandemic Bond sebesar 4,3 miliar dolar AS. "Jika settlement selesai, cadangan devisa kita akan mendekati angka 125 miliar dolar AS," ujarnya.

Dia percaya, ke depan jumlah cadangan devisa akan semakin bertambah, sehingga bisa mendongkrak perekonomian nasional.

"Insya Allah ke depan akan terus membaik. Jumlah cadangan devisa akan semakin meningkat ke depan lebih dari cukup bayar impor, utang pemerintah, dan stabilisasi nilai tukar rupiah," tuturnya.

3. Cadangan devisa Maret tergerus untuk stabilisasi rupiah

Yes! Dolar Balik ke Level Rp15.000-anIlustrasi Dollar (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)

Cadangan devisa RI sempat tergerus pada Maret sebesar 9,4 miliar dolar AS karena tergerus upaya bank sentral menstabilkan nilai tukar rupiah. Sebelumnya BI sempat mencatatkan cadangan devisa sebesar 130,4 miliar dolar AS.

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,2 bulan impor atau 7,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. 

Baca Juga: BI: Cadangan Devisa Tergerus untuk Menstabilkan Rupiah

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya