BUMN Pupuk Petrokimia Gresik Cetak Rekor Laba Tertinggi Sejak Berdiri

PT Petrokimia Gresik raih laba Rp1,8 triliun tahun 2018

Gresik, IDN Times – Ada yang unik saat pembukaan rapat kerja PT Petrokimia Gresik, yang dilaksanakan di  Wisma Kebo Mas, di komplek anak perusahaan BUMN di Kawasan Gresik, Jawa Timur, pada Kamis (25/7).  Direktur Utama PT Petrokimia Gresik Rahmad Pribadi didampingi Direktur Keuangan Holding (induk usaha) Pupuk Indonesia, Indarto Pamoengkas, diminta menendang bola ke gawang yang disiapkan di tengah ruangan. Bola ditendang, dengan semangat menggolkan target RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) 2020.

Rahmad dan semua peserta raker menggunakan kaus bertemakan sepakbola.  Tema raker adalah “Creating New Future Through Business Transformation”.  “New future" itu tidak sekedar, dari pabrik satu jadi dua atau tiga, dari jualan di satu provinsi, jadi dua atau tiga provinsi.  "New future" adalah masa depan baru, sebagaimana yang dilakukan Petrokimia Gresik, tahun 80-an, keluar (pupuk) TSP, tahun 2000 keluar NPK Phonska, tahun 2005, keluar Petroganik. Saya harapkan tahun 2020, kita juga bisa creating new future, dengan produk inovasi,” kata Rahmad.

Raker dilakukan dalam pekan perayaan ulang tahun ke-47 perusahaan dengan 3.100 karyawan ini. Lalu, bagaimana dengan target pencapaian di tahun 2018?

1. PT Petrokimia Gresik mencetak laba tertinggi dalam sejarah perusahaan

BUMN Pupuk Petrokimia Gresik Cetak Rekor  Laba Tertinggi Sejak Berdiri(Ilustrasi raker PT Petrokimia Gresik) IDN Times/Uni Lubis

Rahmad kemudian dengan bangga menyatakan di hadapan para karyawannya, PT Petrokimia Gresik berhasil mencetak laba paling tinggi. 

“Alhamdulillah, tahun 2018, kami mencetak laba paling tinggi, record breaking, dengan hampir Rp1,8 triliun,” ujar Rahmad. 

Pada tahun 2017, laba perusahaan sebesar Rp873,67 miliar. Total aset perusahaan mencapai Rp 46,47 triliun, meningkat 12 persen dibandingkan dengan tahun 2017 senilai Rp41,05 triliun.

Angka penjualan tahun 2018 adalah Rp27,67 triliun, meningkat 17 persen dibandingkan tahun 2017 sebesar Rp 23,64 triliun.

Kinerja Petrokimia Gresik dipengaruhi juga oleh situasi pelambatan ekonomi dan melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS. Perusahaan masih mengandalkan bahan baku produksi pupuk dari sumber impor, termasuk dari negara di kawasan Timur Tengah. Impor dilakukan dalam harga dolar AS, sementara penjualan pupuk dalam harga Rupiah. Ada disparitas yang membebani operasional perusahaan.

Direktur Pupuk Indonesia Indarto yang mewakili holding di pembukaan raker menyampaikan apreasiasi atas prestasi Petrokimia Gresik.

“Kinerja baik, Public Service Obligation atau PSO baik, tidak ada gejolak pengadaan pupuk, tapi jangan terlena dengan laba akibat masih adanya subsidi untuk pupuk,” ujar Indarto.

Baca Juga: Kementerian BUMN Pastikan PT Pos Indonesia BUMN yang Sehat

2. Industri pupuk nasional ada di persimpangan jalan, ada ancaman hilangnya subsidi

BUMN Pupuk Petrokimia Gresik Cetak Rekor  Laba Tertinggi Sejak Berdiri(Ilustrasi Raker PT Petrokimia Gresik) IDN Times/Uni Lubis

Indarto mengatakan, Petrokimia Gresik dalam posisi yang unik, dibandingkan dengan perusahaan lain di dalam holding Pupuk Indonesia. Perusahaan harus memenuhi distribusi pupuk bersubsidi ke seluruh wilayah.

“Upaya menggenjot pemasaran produk komersil harus dilakukan,” ujar Indarto.

Dalam pembukaan raker juga disoroti soal masih tingginya Harga Pokok Produksi (HPP) dibandingkan dengan produk impor competitor. “Efisiensi produksi dan penetrasi pasar harus ditingkatkan,” kata Indarto.

Masalah lain yang dibahas dalam raker itu yakni kontinuitas pasokan gas.

3. Petrokimia Gresik dianggap terdepan dalam riset dan inovasi produk

BUMN Pupuk Petrokimia Gresik Cetak Rekor  Laba Tertinggi Sejak Berdiri(Ilustrasi area riset PT Petrokimia Gresik) IDN Times/Uni Lubis

Sambil mengingatkan agar Petrokimia Gresik tak terlena dengan laba, Indarto memuji perhatian Petrokimia Gresik dalam hal riset dan inovasi. “Makanya dalam holding, kami mengandalkan PG soal riset ini, baik produk pupuk maupun produk lain yang terkait,” kata dia.

Rahmad mengatakan bahwa pusat riset seluas 6 hektar sudah dimulai sejak tahun 80-an, tak lama setelah perusahaan berdiri. Pusat riset itu kini tak hanya melakukan riset untuk inovasi produk pupuk, tapi juga produk lain yang berkaitan dengan pertanian. 

“Dari lima tugas BUMN, hanya satu yang berkaitan dengan laba, empat adalah sebagai agen perubahan. Riset untuk inovasi berkaitan dengan pangan, adalah bagian dari tugas penting ini,” ujar Rahmad.

Baca Juga: Ini Respons BUMN Soal Pengunduran Diri Komisaris Krakatau Steel

Topik:

Berita Terkini Lainnya