Wapres JK Ingatkan Potensi Energi Terbarukan

Politik energi sangat penting

Jakarta, IDN Times – Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla membeberkan analisanya soal politik energi. “Kita lihat dalam sejarahnya, sejak 1974, energi sudah menjadi komoditas politik bagi negara-negara penghasilnya,” ujar JK, saat membuka acara mini seminar bertajuk “Geopolitik Transformasi Energi”, Rabu (31/7).

Seminar yang diselenggarakan oleh Indonesia Clean Energy Forum (ICEF) dan Institute for Essential Services Reform (IESR) itu, juga menghadirkan pembicara mantan menteri perdagangan Mari Elka Pangestu dan mantan menteri pertambangan dan energi Subroto.

Ketua Dewan Pengarah ICEF, yang juga mantan menteri pertambangan dan energi, Kuntoro Mangkusubroto, dalam sambutan di awal acara menyebutkan, membangun energi terbarukan (renewable energy) perlu menjadi perhatian penting semua negara, termasuk Indonesia.

Berikut catatan yang disampaikan JK berkaitan dengan energi dan perannya dalam pengambilan keputusan politik global, serta komitmen membangun energi terbarukan.

Baca Juga: Komisi VII DPR ke Uni Emirat Arab Kaji Energi Terbarukan dan Reklamasi

1. JK sebut ada 3 faktor yang mendorong transisi ke penggunaan energi terbarukan

Wapres JK Ingatkan Potensi Energi TerbarukanIDN Times/Kevin Handoko

Menurut JK, faktor utama adalah harga minyak fosil naik terus-menerus. Kedua untuk mengisi keperluan energi atau mencapai energy security perlu mencari sumber alternatif energi, dan ketiga, orang mulai lebih concern dengan lingkungan dan kebutuhan dunia.

JK, yang juga memiliki kelompok bisnis Kalla Group, mengatakan, ketersediaan bahan bakar fosil tergantung kepada yang impor atau kesediaan

“Karena itulah maka kebijakan energi terbarukan ini menjadi penting. Supaya ada suatu energy security. Kenapa renewable energy menjadi energy security? Karena dia tidak tergantung lagi kepada bahan bakar yang diimpor atau yang disediakan. Dia berdiri sendiri. Sumbernya ada macam-macam, geothermal, hidropower, bayu angin, matahari,” kata JK.

2. Energi terbarukan butuh investasi mahal, tapi biaya operasional murah

Wapres JK Ingatkan Potensi Energi TerbarukanIDN Times/Dwi Agustiar

JK mengatakan, investasi di bidang energi bermacam-macam. "Mulai dari fosil itu paling murah, tetapi operasionalnya mahal. Renewable energy investasinya mahal, tapi operasionalnya murah. Kalau kita dolarkan, diesel itu hanya kira-kira US$ 300 ribu per Megawatt, kalau PLTU dan Batubara, itu kira-kira US$ 1,2 juta per MW, tapi kalau hidro, geothermal atau bayu, itu rata-rata $2 juta per MW,” jelas JK.

PLTU dan batu bara bisa menjadi opsi termurah, kalau lihat dari sisi biaya lingkungan. “Paling murah itu PLTU dan batu bara. Sekarang ini bisa dibangun atau dijual katakanlah 5,5 sen per kwh. Kalau geothermal atau hidro alias tenaga air, antara 8-6 sen. Dia mahal. Kalau matahari sekitar 10 sen. Jadi memang geothermal lebih mahal, tapi biaya lingkungan nol," papar JK.

"Kalau fosil, biaya lingkungannya mahal. Kalau dihitung biaya lingkungan, maka yang paling murah itu PLTU. Tapi kalau hitung dari sisi direct cost, maka yang paling murah PLTU,” lanjut mantan ketua umum Partai Golkar itu.

3. Indonesia punya potensi energi terbarukan yang cukup besar

Wapres JK Ingatkan Potensi Energi TerbarukanIDN Times/Dwi Agustiar

Pemerintah Indonesia, kata JK, mempunyai program jangka panjang terkait energi terbarukan. "Nanti pada waktunya, renewable energy akan menjadi yang terbesar. Sampai 2025, sesuai dengan penekanan pembangunan energi nasional, maka posisinya, batu bara tidak boleh lebih dari 50 persen, kemudian BBM dan gas kira-kira 30 persen, kemudian 20 persen itu renewable energy,” kata JK.

Dalam seminar yang dihadiri oleh para ahli energi, JK mengingatkan potensi Indonesia di bidang energi terbarukan cukup besar.

“Potensi kita cukup besar, geothermal cukup. Kira-kira bisa mencapai 40 ribu MW, mungkin lebih malah. Hidro kira-kira bisa 60 ribu MW potensinya, selama hutan kita baik. Kalau hutan kita rusak, itu potensi hidro mesti turun. Karena sumbernya dari air dan air itu sumbernya dari hutan yang baik. Jadi itu lah suatu upaya,” jelas JK.

4. Penting mengembangkan program mobil listrik untuk kurangi emisi karbon

Wapres JK Ingatkan Potensi Energi TerbarukanIDN Times/Dwi Agustiar

JK mengatakan, "Jakarta dianggap suatu kota yang paling tidak bersih udaranya, itu sebagian besar karena mobil. Karena itulah, perlu mengembangkan mobil listrik. Dalam lima tahun katakanlah, karena kita penjualan mobil di Indonesia 1,2 juta, bayangkan sejuta saja, pada malam hari men-charge mobilnya berapa MW dibutuhkan. Tentu antara lingkungan dan bisnis itu terkait," ujarnya.

Karena itu, JK menyatakan setuju, "transformasi energi menjadi suatu hal yang sangat penting untuk dicermati dan dilakukan secara bersama-sama. Secara policy, bisnis, kemudian secara bagaimana konsumen harus membayarnya.” 

Sementara itu, Profesor Subroto menggarisbawahi pentingnya pengembangan energi terbarukan dan mobil listrik.

“Pengaruh transisi dari fosil energi ke renewable energy itu, Indonesia sangat kuat. Sejak dulu kita punya sumbernya. Pertanyaannya, potensi itu mau dimanfaatkan secara efektif kah?” kata Subroto yang pernah menjabat menteri di era Soeharto.

Subroto juga mengingatkan, inovasi dan riset menyebabkan pengembangan energi terbarukan semakin murah.

Laporan: Naila Pringgadani

Baca Juga: Jadi Terobosan Energi Terbarukan, PLTA Rajamandala Siap Pasok Listrik

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya