Guyon Bahlil soal Pengusaha dan Monyet di Rapimnas KADIN

Bahlil mau balik jadi pengusaha jika sudah tak jadi menteri

Jakarta, IDN Times - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia berjenaka soal pengusaha dan monyet saat menjadi pembicara di acara Rapimnas KADIN 2022.

Bahlil mengatakan, jika nantinya dia sudah tak menjabat sebagai menteri, maka dia akan kembali menjadi pengusaha. Jika tak bisa kembali menjadi pengusaha, dia berjenaka bisa jadi monyet.

"Saya kan habis menteri kembali juga jadi pengusaha. Tapi kalau tidak bisa lagi kita usaha, bisa jadi monyet kita semua kan," kata Bahlil disambut tawa dari para hadirin di acara tersebut yang digelar di Jakarta, Jumat (2/12/2022).

Baca Juga: Kalau Proyek EV Battery Berhasil, Jokowi Yakin RI Bakal Jadi Rebutan

1. Bahlil mengaku tak pernah bercita-cita menjadi seorang menteri

Guyon Bahlil soal Pengusaha dan Monyet di Rapimnas KADINMenteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia. (youtube.com/Sekretariat Presiden)

Bahlil mengatakan, dirinya tak pernah bercita-cita menjadi menteri. Dia mengatakan, sejak dulu dirinya memang seorang pengusaha.

"Kalau saya kan sudah bilang dari dulu memang gak ada cita-cita jadi menteri bos, jadi menteri cuma hobi saja. Saya memang dari dulu jadi pengusaha, karena hobi ya sudah saya salurkan," ujar Bahlil.

Baca Juga: Bahlil Ajak CEO Perusahaan Australia Investasi Baterai Listrik di RI

2. Bahlil pernah menjabat sebagai Ketua Umum HIPMI

Guyon Bahlil soal Pengusaha dan Monyet di Rapimnas KADINMenteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (dok. Tangkapan Layar Youtube BKPM TV)

Sebelum menjadi menteri, nama Bahlil Lahadalia sudah cukup dikenal publik. Dia pernah menjabat sebagai Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) periode 2015-2018.

Pada2019 lalu, Bahlil yang menjadi salah satu pengusaha yang tergabung dalam tim sukses (timses) Jokowi-Ma'ruf Amin memang sudah digadang-gadang cocok menjadi menteri. Bahkan, hal itu dituturkan langsung oleh Presiden Jokowi sendiri.

Tepatnya pada 29 Mei 2019, saat Jokowi menghadiri Buka Puasa Bersama HIPMI, Jokowi mengatakan Bahlil cocok menjadi menteri Kabinet Kerja.

"Adinda Bahlil ini kelihatannya cocok jadi menteri," kata Jokowi disambut tepuk tangan tamu undangan di Ballroom Hotel Ritz Carlton Mega Kuningan.

Jokowi menilai Bahlil adalah pemuda cerdas sehingga pantas jika menjadi menteri.

Baca Juga: Bahlil: Inggris Investasi Baterai Mobil Listrik 7 Miliar Dolar AS

3. Bahlil pernah menjadi sopir angkot

Guyon Bahlil soal Pengusaha dan Monyet di Rapimnas KADINMenteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia. (dok. YouTube Sekretariat Presiden)

Saat Bahlil menjadi menteri, kisah perjuangannya menjadi sorotan publik. Pria kelahiran 7 Agustus 1967 di Banda, Maluku Tengah itu lahir dari keluarga kurang mampu. Ayah Bahlil bekerja sebagai kuli bangunan sementara sang ibu adalah asisten rumah tangga. Besar dalam keadaan ekonomi terbatas, membuat Bahlil harus berpikir panjang. Dia lantas membantu orangtuanya dengan berjualan kue.

Saat duduk di bangku SMP, dirinya pun sempat menjadi kondektur dan saat SMEA dia menjadi sopir angkot. Walau kesehariannya disibukkan dengan mencari nafkah, Bahlil merupakan anak yang berprestasi. Ia pernah jadi ketua OSIS.

Untuk masuk ke perguruan tinggi, Bahlil terpaksa melakoni berbagai pekerjaan. Dengan usaha kerasnya, anak kedua dari delapan bersaudara itu akhirnya berhasil masuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay di Jayapura, Papua.

Semasa kuliah, priakelahiran 7 Agustus 1976 ini aktif berorganiasi dan tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Dengan bekal organisasi tersebut, dia terpilih menjadi ketua senat.

Keberhasilan berpihak pada mereka yang bekerja keras. Ujaran itu terbukti dalam kehidupan Bahlil. Kerja kerasnya dalam berbisnis berbuah hasil. Perusahaan rintisannya, PT Rifa Capital, akhirnya bisa mereguk sukses. Bahlil memiliki holding dari 10 perusahaan di antaranya PT Ganda Nusantara (shipping), PT Pandu Selaras (pertambangan emas), hingga PT MAP Surveilance (pertambangan nikel).

Selain memegang 10 perusahaan, dirinya juga menggarap jenis usaha di sektor perkebunan, properti, transportasi, dan pertambangan.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya