[BREAKING] Sri Mulyani Targetkan Defisit APBN 2023 Hanya 2,95 Persen

Defisit APBN memang sempat diperlonggar di UU

Jakarta, IDN Times - Pemerintah telah menyusun kerangka ekonomi makro 2023. Dalam kerangka itu, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menargetkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 sebesar Rp562,6 triliun hingga Rp596,7 triliun, atau sekitar 2,81 persen hingga 2,95 persen dari produk domestik bruto (PDB).

"Kita akan melaksanakan Undang-Undang nomor 2 Tahun 2020, di mana defisit APBN tahun 2023 akan kembali di bawah 3 persen," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers usai Sidang Kabinet, Kamis (14/4/2022).

Melalui UU tersebut, defisit APBN memang sempat diperlonggar, boleh melampaui 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) selama masa penanganan pandemik. Namun, skema stabilitas sistem keuangan itu hanya akan berlangsung sampai akhir tahun anggaran 2022, dan pada 2023 batasan defisit akan kembali normal di angka 3 persen.

Adapun target defisit itu dilatarbelakangi dengan perkiraan pendapatan negara yang bisa mencapai 11,28 persen hingga 11,76 persen dari PDB.

"Ini berarti pada kisaran antara Rp2.255,5 triliun hingga Rp2.382,6 triliun," tutur Sri Mulyani.

Sementara itu, belanja negara ditargetkan berada di kisaran 14,09 persen hingga 14,71 persen dari PDB.

"Itu artinya belanja negara pada kisaran antara Rp2.818,1 triliun hingga Rp2.979,3 triliun," ucap dia.

Belanja negara tersebut terdiri dari belanja pusat yaitu antara Rp2.017 triliun hingga Rp2.152 triliun, kemudian transfer ke daerah yang akan berkisar antara Rp800 hingga Rp826 triliun.

Baca Juga: APBN Surplus Lagi di Februari 2022, Tembus Rp19,7 Triliun!

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya