BSI Cetak Laba Rp1,48 Triliun di Semester I-2021

Laba bersih semester I-2021 tumbuh 34,29 persen year on year

Jakarta, IDN Times - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencetak laba bersih sebesar Rp1,48 triliun di semester I-2021. Angka tersebut menunjukkan pertumbuhan sebesar 34,29 persen secara year on year (yoy). 

Capaian tersebut dipicu oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) hingga 16,03 persen yoy, dan juga pembiayaan 11,73 persen yoy.

"BSI yang usianya baru 5 bulan, di tengah proses merger dan pandemik yang masih melanda Indonesia, BSI mampu mencatat kinerja yang sangat baik sampai Juni 2021," kata Direktur Keuangan dan Strategi BSI, Ade Cahyo Nugroho dalam konferensi pers virtual, Jumat (30/7/2021).

Dengan kinerja itu, pendapatan margin dan bagi hasil tercatat tumbuh sekitar 12,71 persen yoy. Rasio profitabilitas perusahaan juga meningkat dengan naiknya ROE (Return on Equity) dari 11,69 persen per Juni 2020 menjadi 13,84 persen per Juni 2021.

Baca Juga: Di Tengah Pandemik, Pembiayaan KPR Syariah BSI Tumbuh 13,9 Persen

1. Pertumbuhan pembiayaan paling besar di segmen konsumer

BSI Cetak Laba Rp1,48 Triliun di Semester I-2021Ilustrasi Uang. (IDN Times/Aditya Pratama)

Pembiayaan di semester I-2021 mencapai Rp161,5 triliun, tumbuh 11,73 persen dari periode yang sama pada 2020 yang sebesar Rp144,5 triliun. Adapun kontribusi terbesar dari segmen konsumer yang mencapai Rp75 triliun atau setara 46,5 persen dari total pembiayaan.

Sementara itu, segmen korporasi sebesar Rp36,7 triliun atau sekitar 22,8 persen. Kemudian, segmen UMKM yang mencapai Rp36,8 triliun setara 22,9 persen, dan sisanya segmen komersial Rp10 triliun atau sekitar 6,2 persen.

2. BSI proyeksi pembiayaan akan loyo di semester II-2021

BSI Cetak Laba Rp1,48 Triliun di Semester I-2021Ilustrasi ekonomi terdampak pandemik COVID-19 (IDN Times/Arief Rahmat)

Meski begitu, BSI memproyeksi pertumbuhan pembiayaan akan melemah, bahkan menjadi single digit di semester II-2021. Hal ini disebabkan adanya gelombang kedua COVID-19, dan juga kebijakan PPKM Darurat.

"Pertumbuhan mungkin akan lebih slowing down di semester II ini, terutama faktornya karena PPKM. Sebenarnya semester I sudah menunjukkan pertumbuhan yang bagus di semua bank, tapi kondisinya di akhir Juni ada second wave," ucap Cahyo.
Dia mengatakan di semester II-2021 perusahaan akan berhati-hati khususnya di sisi pembiayaan.

"Di semester II kita akan lebih berhati-hati, apalagi kita akan kehilangan 2 bulan Juli-Agustus terkait dengan PPKM. Jadi mungkin guidance kita single digit untuk pembiayaan sampai akhir 2021. Jadi kita lebih memilih konservatif dan berhati-hati melihat pertumbuhan pembiayaan," ujar Cahyo.

Baca Juga: 7 Cara Jitu Menabung biar Cepat Punya Hunian Idaman!

3. Aset BSI tumbuh 15,16 persen

BSI Cetak Laba Rp1,48 Triliun di Semester I-2021Ilustrasi Uang. (IDN Times/Aditya Pratama)

Selanjutnya, BSI mencatat penurunan non performing financing (NPF) gross dari 3,23 persen pada semester I-2020 menjadi 3,11 persen di semester I-2021 ini. Perusahaan juga mencadangkan cash coverage sebesar 144,07 persen sampai semester I-2021.

Lalu, dari sisi liabilitas, penghimpunan DPK BSI sampai semester I 2021 mencapai Rp216,36 triliun, naik 16,03 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020 yang sebesar Rp186,49 triliun. Hal itu didominasi oleh peningkatan dana murah melalui layanan jasa keuangan giro dan tabungan yang sebesar 54,81 persen dari total DPK. Dengan demikian, biaya dana atau cost of fund turun dari 2,78 persen pada semester I-2020, menjadi 2,14 persen pada paruh pertama tahun ini. 

Dengan demikian, perusahaan mencatat aset sebesar Rp247,3 triliun hingga Juni 2021, naik 15,16 persen dari total aset BSI di semester I-2020 yang mencapai Rp214,7 triliun.

Baca Juga: BSI Pimpin Sindikasi Rp1,8 Triliun di Proyek Tol Serang-Panimbang

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya