CEO Google Buka-bukaan soal PHK 12 Ribu Karyawan

Pekerja yang selamat dari PHK dinilai dari produktivitas

Jakarta, IDN Times - CEO Google, Sundar Pichai melakukan pertemuan dengan sejumlah karyawan dalam townhall meting untuk membahas keputusan pemutusan hubungan kerja (PHK) 12 ribu karyawan.

Dalam pertemuan itu, Pichai dan sejumlah direksi Google menjawab pertanyaan-pertanyaan utama yang jawabannya sangat dinantikan pada karyawan, baik yang masih bertahan atau yang sudah dipecat.

PHK sendiri dilakukan sebagai bagian dari upaya menyusun ulang biaya yang dikeluarkan perusahaan, untuk kemudian diarahkan kepada layanan-layanan yang menggunakan kecerdasan buatan atau artificial intellegence (AI).

Di sisi lain, Pichai mengatakan pertemuan ini baru dilakukan karena pihaknya ingin memberikan waktu untuk orang-orang yang sedang berduka atas kasus penembakan di California yang menewaskan 11 orang.

"Saya tahu detail lebih lanjut belum diberikan, tapi insiden itu pasti sangat menyentuh komunitas Asia-Amerika yang ada di perusahaan ini, terutama selama momen Tahun Baru Imlek, dan kami semua memikirkannya,” tutur Pichai dilansir CNBC, Selasa (24/1/2023).

Baca Juga: Daftar Perusahaan Teknologi yang PHK Massal, Google hingga Miscrosoft!

1. Ada banyak karyawan yang pekerjaannya dinilai kurang penting untuk dipertahankan

CEO Google Buka-bukaan soal PHK 12 Ribu KaryawanKantor pusat Google di Mountain View, California, Amerika Serikat. (dok. YouTube Tech Vision)

Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) Google, Fiona Cicconi mengatakan PHK diputuskan berdasarkan konsultasi yang dilakukan Pichai bersama para pendiri dan pemegang saham terkendali, yakni Sergey Brin dan Larry Page, serta dewan direksi Google yang lainnya.

Cicconi mengatakan, sebelum PHK, Google memiliki 30 ribu karyawan di posisi manajer. Setelah didalami, perusahaan menganggap ada beberapa pekerjaan yang tidak penting.

Cicconi mengaku perusahaan tidak berdiskusi lebih dalam dengan karyawan terkait rencana PHK. Namun, menurutnya jika hal itu dilakukan akan membuat proses PHK memakan waktu yang lama.

“Kami memiliki lebih dari 30 ribu manajer di Google dan untuk berkonsultasi dengan mereka semua akan menjadikan ini sebagai proses terbuka yang akan memakan waktu berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan untuk mengambil keputusan,” ujar Cicconi.

Baca Juga: Spotify PHK 600 Karyawan, CEO Daniel Ek: Saya Terlalu Ambisius

2. Direksi Google buka-bukaan soal pemilihan karyawan yang di-PHK

CEO Google Buka-bukaan soal PHK 12 Ribu KaryawanIlustrasi PHK. (IDN Times/Aditya Pratama)

Lebih lanjut, Cicconi mengatakan dalam melakukan PHK, ada 750 orang kepala divisi senior yang dilibatkan. Perusahaan sendiri mempertahankan pekerja dilihat dari keterampilan, produktivitas, riwayat kerja, dan sebagainya. Di luar kriteria itu terkena PHK.

"Keterampilan, waktu bekerja dalam posisi terakhir, hubungan yang relevan dan penting, indikator produktivitas seperti kuota penjualan dan riwayat kerja," ujar Cicconi.

Perusahaan sendiri memastikan akan bertanggung jawab sesuai regulasi yang ada terkait PHK di Google.

Di sisi lain, perusahaan tetap memotong bonus para pekerja senior yang masih lanjut bekerja. Pichai memastikan, seluruh Senior Vice President (SVP) akan mengalami pengurangan bonus tahunan yang signifikan di 2023 ini.

“Semakin senior Anda, semakin banyak kompensasi Anda terkait dengan kinerja,” tutur dia.

Baca Juga: Genjot Produk Mobil Listrik, Ford Bakal PHK Ribuan Karyawan

3. Google antisipasi kebocoran data pengguna sehingga memutus akses sistem perusahaan kepada korban PHK

CEO Google Buka-bukaan soal PHK 12 Ribu Karyawanilustrasi PHK (IDN Times/Aditya Pratama)

SVP Perangkat dan Layanan, Rick Osterloh mengatakan perusahaan memang sengaja memutus akses pekerja yang di-PHK ke sistem perusahaan.

Dia juga membeberkan alasan tidak merilis daftar pekerja yang terdampak PHK.

“Kami tahu ini bisa membuat frustrasi orang-orang yang masih di sini,” kata Osterloh. “Tapi kehilangan pekerjaan tanpa pilihan di dalamnya sangat sulit dan sangat pribadi dan banyak orang tidak ingin nama mereka ada di daftar yang dibagikan kepada semua orang,” UCAP Osterloh.

Dalam kesempatan yang sama, SVP Keamanan Google, Royal Hansen mengatakan pemutusan akses ke sistem Google dilakukan dem

“Ketika Anda berpikir tentang pengguna kami dan betapa pentingnya mereka dalam kehidupan orang-orang, semua produk dan layanan, data sensitif yang mereka percayakan kepada kami — meskipun kemungkinannya sangat kecil, kami harus merencanakan untuk kemungkinan bahwa ada sesuatu yang salah,” kata Hansen.

“Pilihan terbaik adalah menutup akses perusahaan seperti yang Anda gambarkan,” sambung Hansen.

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya