Dunia Lagi Gamang, Airlangga Pede Ekonomi RI Tetap Kukuh
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto membeberkan kondisi perekonomian dunia yang tidak stabil.
Lonjakan inflasi akibat gangguan rantai pasok, serta pengetatan kebijakan moneter membuat berbagai negara terancam resesi.
Meski begitu, dia masih meyakini perekonomian Indonesia tetap kuat, bahkan di 2022 ini bisa tumbuh di atas 5 persen.
Baca Juga: Jokowi Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Naik 2,2 Persen Imbas Perang
1. Airlangga sebutkan faktor-faktor yang diklaim jadi bukti ekonomi RI tetap kukuh
Adapun kondisi ekonomi Indonesia yang dinilainya masih kukuh dibuktikan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih di atas 5 persen. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Indonesia tumbuh 5,05 persen secara year on year (yoy) pada kuartal IV-2021. Kemudian pada kuartal I-2022 tumbuh 5,01 persen (yoy), dan kuartal II-2022 tumbuh 5,44 persen (yoy).
"Konsumsi rumah tangga 5,5 persen (yoy). Kemudian PMTB tumbuh 3,57 persen transportasi 1,77 persen industri pengolahan. Sektor riil, neraca perdagangan, dan neraca transaksi berjalan tumbuh positif. Indeks keyakinan konsumen di atas 100 dan cadangan devisa di atas 100 miliar dolar AS. Ini membuktikan bahwa tingkat resiliensi Indonesia tinggi," kata Airlangga dalam BNI Investor Daily Summit 2022 di Jakarta Convention Center (JCC), Selasa (11/10/2022).
Baca Juga: OJK Pakai AI buat Patroli Tawaran-Iklan Investasi yang Langgar Aturan
2. Realisasi investasi tembus Rp302 triliun
Dia juga memamerkan realisasi investasi pada kuartal II-2022 yang tembus Rp302 triliun, dan menyerap ribuan tenaga kerja.
"Penanaman modal, realisasi investasi mencapai Rp302 triliun di kuartal II-2022 dan menciptakan lebih dari 300 ribu tenaga kerja. Ini terdiri PMA dan PMDN," ucap Airlangga.
3. Airlangga pede inflasi segera melandai
Terkait kenaikan inflasi di Indonesia, menurutnya disebabkan oleh kenaikan harga komoditas pangan, dan juga harga BBM bersubsidi. Namun, dia menyakini inflasi bisa segera melandai.
"Dari segi inflasi harus kita lihat faktor utama di sektor energi dan saat kita sesuaikan harga BBM efeknya 4 bulan. Dari pengalam di beberapa tahun lalu inflasi akan naik 4 bulan tapi akan melandai kembali kemudian," ujar Airlangga.