Erick Akui Infrastruktur Digital RI Kalah Jauh dari Malaysia-Singapura

Masih banyak PR untuk genjot ekonomi digital di Indonesia

Jakarta, IDN Times - Ekonomi digital masih belum memberikan kontribusi besar terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Padahal, potensinya sangat besar. Menurut catatan pemerintah pada tahun 2020, ekonomi digital baru berkontribusi empat persen terhadap PDB.

Di tahun 2030, pemerintah memprediksi kontribusi ekonomi digital bisa mencapai 18 persen, senilai Rp4.531 triliun. Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital, masih banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan pemerintah dan juga swasta.

Salah satunya adalah infrastruktur komunikasi dan digital. Menteri BUMN Erick Thohir mengakui infrastruktur komunikasi dan digital Indonesia masih kalah jauh dibandingkan Malaysia dan Singapura.

"Memang secara fondasi dibanding sama Malaysia dan Singapura, itu kalau kita lihat bicara mengenai digital and communication infrastructure-nya, kita itu masih jauh tertinggal," kata Erick dalam acara HUT ke-2 LinkAja yang digelar secara virtual, Rabu (30/6/2021).

Baca Juga: Platform Baru Ini Disebut Erick Thohir Bisa Saingi Google Ads

1. Masih banyak PR lain buat dongkrak ekonomi digital

Erick Akui Infrastruktur Digital RI Kalah Jauh dari Malaysia-SingapuraIlustrasi Pertumbuhan Ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Tak hanya itu, dari sisi proteksi atau keamanan konsumen digital, Indonesia juga masih tertinggal. Tak lupa juga dengan jumlah tenaga kerja di sektor digital yang belum memadai, dan juga sederet persoalan lainnya.

"Kita masih kekurangan yang namanya data scientist, programmer dan lain-lain. Innovation ecosystem-nya juga masih rendah. Government and public service-nya juga masih rendah. Digital ekonominya masih rendah, digital strategy and governance-nya juga masih rendah," ucap Erick.

Baca Juga: Erick Thohir Gak Mau BUMN Memonopoli Pasar 

2. Pemerintah tak bisa bekerja sendiri

Erick Akui Infrastruktur Digital RI Kalah Jauh dari Malaysia-SingapuraMenteri BUMN Erick Thohir (Dok. IDN Times)

Dengan banyaknya tantangan untuk memicu pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia, Erick mengaku pemerintah tak bisa menyelesaikannya sendiri. Terutama dari sisi menciptakan pekerja-pekerja yang ahli teknologi digital, diperlukan kontribusi swasta.

"Atau kita lihat training programs kita kekurangan. Nah tidak mungkin pemerintah bangun sendiri. Kita harapkan dari private sector bisa juga membangun human capital yang kita perlukan," tutur dia.

Baca Juga: Mengenal Ekonomi Gik, Sistem Kerja Andalan Para Perusahaan Digital

3. Potensi ekonomi digital di masa depan

Erick Akui Infrastruktur Digital RI Kalah Jauh dari Malaysia-SingapuraIlustrasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Saat ini, sebagian besar pelaku ekonomi digital, terutama startup di Indonesia hanya fokus di beberapa sektor seperti e-commerce, fintech, travel, dan transportasi. Menurutnya, masih banyak sektor lainnya yang punya potensi besar dalam menumbuhkan ekonomi digital.

"Kalau kita lihat China sudah ada cybersecurity, edutech, dan lain-lain. Di Amerika ada foodtech, ada games. Ini juga kalo dilihat luar biasa, ini harus jadi positive thinking bahwa ini harus kita antisipasi," ucap Erick.

Khususnya untuk foodtech, menurutnya Indonesia punya potensi besar melihat sumber daya alam (SDA) yang melimpah. Begitu juga untuk agritech dan sebagainya. Di sisi lain, dengan adanya pandemik COVID-19 ini menunjukkan perubahan kebiasaan masyarakat yang biasanya berbelanja sayur atau buah di pasar, kini beralih ke platform online.

"Alhamdulillah kita dikasih Allah SWT sebuah alam yang luar biasa. Tanahnya subur, lautannya luas dan lain-lain. Tinggal bagaimana perlu memfokuskan bagaimana ini jadi sebuah fokus terdekat," ujar dia.

Menurut Erick, potensi ekonomi digital di sektor pangan ini perlu disorot, apalagi dengan banyaknya program pemerintah di sektor tersebut.

"Pemerintah membuka besar-besaran dari program fishery yang ada di beberapa daerah. Kita juga buka food estate, kita juga kembangkan produk-produk herbal. Ini juga walaupun offline product, tetapi saya rasa basis ini akan jadi tren," kata Erick.

Topik:

  • Jihad Akbar

Berita Terkini Lainnya