Erick: Saya Minta BUMN Optimalkan Pembelian Dolar, Bukan Borong
Intinya Sih...
- Menteri BUMN, Erick Thohir, meminta perusahaan pelat merah mengurangi pembelian dolar AS di tengah konflik Iran dan Israel.
- Pemerintah akan mengoptimalkan instrumen kebijakan untuk meredam lonjakan nilai tukar dolar AS demi stabilitas nilai tukar rupiah.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir memberikan penjelasan terkait pernyataan resmi terakhirnya soal arahan kepada perusahaan pelat merah di tengah eskalasi konflik Iran dan Israel.
Erick mengatakan, di saat harga dolar AS melambung akibat konflik tersebut, BUMN diminta mengalkulasi lagi rencana pembelian dolar AS dengan bijaksana dan sesuai kebutuhan.
“Arahan saya kepada BUMN adalah untuk mengoptimalkan pembelian dolar, artinya terukur dan sesuai dengan kebutuhan. Bukan memborong, intinya adalah jangan sampai berlebihan, kita harus bijaksana dalam menyikapi kenaikan dolar saat ini,” kata Erick dalam keterangan resminya, Jumat (19/4/2024).
Baca Juga: Stafsus: Erick Thohir Tak Pernah Minta BUMN Borong Dolar AS!
1. Daftar BUMN yang diminta Erick kalkulasi rencana pembelian dolar AS
Adapun BUMN yang terdampak pada kenaikan dolar AS, ditambah kenaikan harga minyak dunia karena gejolak di Timur Tengah adalah Pertamina, PLN, BUMN Farmasi, dan BUMN pertambangan yang tergabung dalam Holding MIND ID.
Dia meminta BUMN-BUMN tersebut lebih bijaksana dalam membeli dolar AS di tengah gejolak saat ini.
Editor’s picks
Baca Juga: Rupiah Tembus Rp16 Ribu, Erick Minta BUMN Borong Dolar
2. Erick setuju dengan Airlangga dan Wamenkeu
Erick juga setuju dengan arahan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dan Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara terkait pembelian dolar AS di tengah gejolak dunia harus sesuai kebutuhan.
Adapun langkah pemerintah untuk meredam lonjakan nilai tukar dolar AS di tengah gejolak ialah dengan mengoptimalkan instrumen kebijakan, yaitu devisa hasil ekspor (DHE) yang wajib ditempatkan di dalam negeri dalam jangka waktu. Hal itu dilakukan demi mendorong stabilitas nilai tukar rupiah.
3. BUMN yang punya utang dalam dolar AS harus waspada
Erick juga mengarahkan BUMN-BUMN yang memiliki eksposur impor dan memiliki utang dalam denominasi dolar AS untuk waspada dan tidak membeli dolar AS secara berlebihan.
“Untuk itu pengendalian belanja dan import BUMN harus dengan prioritas dan sesuai dengan kebutuhan yang paling mendesak,” kata Erick.