Gawat, Wabah PMK Serang Ternak Sapi di 13 Provinsi! 

Pemerintah diminta segera realisasi impor vaksin

Jakarta, IDN Times - Penyebaran wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) makin luas. Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI), Nanang Purus Subendro membeberkan wabah tersebut telah menyebar di 13 provinsi di Indonesia.

"Ini memang sebuah malapetaka yang luar biasa bagi peternak sapi Indonesia. Proses penyebarannya begitu dahsyat, begitu cepat, baru dari akhir April sampai awal Mei. Sampai sekarang tanggal 16 dari 2 provinsi sekarang sudah 13 provinsi. Ini sebuah malapetaka di dunia peternakan yang luar biasa," kata Nanang kepada IDN Times, Senin (16/5/2022).

Baca Juga: Wabah PMK Belum Pergi, Peternak dan Penjual Daging Sapi Merugi

1. Daftar 13 provinsi yang sudah terjangkit wabah PMK

Gawat, Wabah PMK Serang Ternak Sapi di 13 Provinsi! Seekor sapi di Boyolali mengeluarkan liur aiba kena penyakit mulut dan kuku. (Dok URC Disnak Kesian Jateng)

Berdasarkan data yang diterima IDN Times dari PPSKI, berikut daftar 13 provinsi yang sudah terjangkit wabah PMK:

  1. Aceh (Kabupaten Aceh Tamiang)
  2. Bangka Belitung (Kabupaten Bangka, Bangka Selatan, Bangka Tengah)
  3. Banten (Kota Tangerang Selatan)
  4. Daerah Istimewa Yogyakarta atau DIY (Kulon Progo)
  5. Jawa Barat (Kota Tasikmalaya, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Tasikmalaya)
  6. Jawa Tengah (Kabupaten Banjarnegara, Banyumas, Boyolali, Klaten, Purbalingga, Rembang(
  7. Jawa Timur (Kabupaten Gresik, Jombang, Mojokerto, Pasuruan, Sidoarjo)
  8. Kalimantan Barat (Kabupaten Kubu Raya)
  9. Kalimantan Tengah (Kabupaten Kotawaringin Barat)
  10. Nusa Tenggara Barat (Kabupaten Lombok Tengah, Lombok Timur)
  11. Sumatra Barat (Kabupaten Sijunjung)
  12. Sumatra Selatan (Kota Lubuklinggau)
  13. Lampung (Kabupaten Tulang Bawang Barat).

"DIY terakhir domba sudah ada (PMK)," kata Nanang.

Baca Juga: Mewabah, Puluhan Sapi di Magetan Positif PMK

2. PPSKI sudah minta pemerintah tidak impor daging dari negara yang belum bebas PMK

Gawat, Wabah PMK Serang Ternak Sapi di 13 Provinsi! Stok daging kerbau yang diimpor Bulog (dok. Bulog)

Sudah sejak tahun 1990-an Indonesia bebas dari wabah PMK. Oleh sebab itu, PPSKI sangat menyayangkan virus tersebut kembali mewabah di Indonesia.

Menurut Nanang, ada kemungkinan besar wabah PMK terbawa oleh importasi daging dari negara-negara yang belum bebas PMK, salah satunya importasi daging kerbau dari India. Padahal, sejak 5 tahun lalu, PPSKI sudah minta pemerintah menutup akses impor daging dari negara yang belum bebas PMK.

"Sejak 2017 kan kita sudah menggugat PP yang memungkinkan dimasukkannya dalam kondisi tertentu daging dari daerah yang belum bebas dengan perlakuan tertentu. Nah ini yang walaupun ada yang mengatakan ini kemungkinan terbawa oleh domba, kambing selundupan dari Asia Tenggara, impor kulit atau yang lain, tetapi kalau kami sangat mengkhawatirkan virus PMK ini terbawa oleh importasi daging kerbau India yang jelas-jelas India itu negara yang belum bebas PMK," ujar Nanang.

Menurutnya, meski secara teori daging bebas dari PMK, namun dalam proses produksi daging menjado daging beku itu pun turut dipertanyakan.

"Memang secara teori virus tidak terbawa daging yang sudah deboning. Artinya tulang tidak ikut, limpo glandula tidak ikut, terus kemudian didinginkan. Tetapi pertanyaannya siapa yang menjamin dalam prosesnya semua aman tidak ada ketentuan yang dilanggar? Misalnya tidak melewati daerah wabah dan lain sebagainya? Karena kan virus ini bisa hidup cukup lama," ujar Nanang.

Baca Juga: Mentan: Daging Sapi yang Terjangkit PMK Aman Dikonsumsi 

3. Peternak minta pemerintah segera impor vaksin dengan jumlah yang sesuai kebutuhan

Gawat, Wabah PMK Serang Ternak Sapi di 13 Provinsi! Kondisi mulut sapi di Boyolali yang terinfeksi penyakit mulut dan kuku. (Dok URC Disnak Kesian Jateng)

Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengatakan pemerintah hanya akan mengimpor vaksin PMK dengan jumlah terbatas, karena selebihnya vaksin akan diproduksi di dalam negeri.

Namun, Nanang meminta pemerintah mengimpor vaksin dalam jumlah yang dibutuhkan. Sebab, saat ini wabah PMK telah menyebar sangat cepat ke belasan provinsi.

"Statement itu dikeluarkan ketika daerah wabah baru 2 provinsi. Nah setelah melihat penyebaran sudah sedemikian luas, tidak mungkin impor hanya dalam jumlah sedikit. Jadi menurut saya sambil jalan paralel, impor sesuai dengan kebutuhan, produksi dalam negeri digalakkan. Karena jalan terbaik untuk menyelesaikan masalah ini vaksin. Sama dengan COVID-19," tutur Nanang.

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya