Harga Minyak Goreng Mahal, Buwas: CPO-nya Banyak Diekspor sih!

Harga minyak goreng masih di atas Rp20 ribu per liter

Jakarta, IDN Times - Harga minyak goreng masih tinggi di akhir 2021 ini. Menurut Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas), salah satu penyebabnya ialah pasokan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) produksi dalam negeri, lebih banyak diekspor.

"Sebenarnya kalau kita lihat, produksi banyak, tapi CPO-nya sekarang diekspor dibandingkan untuk kepentingan dalam negeri. Ya wajar wajar saja orang berbisnis (produsen CPO) itu mencari keuntungan sebanyak-banyak mungkin," kata Buwas dalam konferensi pers di gedung Bulog, Jakarta, Selasa (28/12/2021).

Baca Juga: IKAPPI: Kenaikan Harga Minyak Goreng dan Telur Tidak Wajar 

1. Stok minyak murah Bulog menipis

Harga Minyak Goreng Mahal, Buwas: CPO-nya Banyak Diekspor sih!Minyak Goreng KiTA Bulog (instagram.com/perum.bulog)

Bulog sendiri memiliki produk komersial minyak goreng, yakni Minyak Goreng KiTA. Di saat harga minyak tembus di atas Rp20.000 per liter, terutama di provinsi DKI Jakarta, Minyak Goreng KiTA dijual di bawah Rp20.000 per liter.

Minyak tersebut bukanlah produksi Bulog, melainkan Bulog membeli dari produsen minyak goreng, lalu dikemas lagi dengan merek milik Bulog.

"Kita belinya jauh hari, kontraknya dari jauh hari, kita minta kuota dari pabrik-pabrik itu jauh hari dengan harga yang sudah disepakati, tentunya harga murah ya. Nah kita jual pada saat sekarang membutuhkan ini," ujar Buwas.

Sayangnya, stok Minyak Goreng KiTA sudah menipis, sehingga tak bisa menutupi seluruh kebutuhan masyarakat. "Kemarin amunisinya terbatas. Karena kita sudah siapakan kemarin untuk kegiatan Natal, dan juga paket-paket bencana, akhirnya stok kita tipis," ucap Buwas.

Baca Juga: Negara Ngutang Rp4,5 Triliun ke Bulog, Begini Asal-usulnya 

2. Bulog sulit cari minyak goreng harga terjangkau

Harga Minyak Goreng Mahal, Buwas: CPO-nya Banyak Diekspor sih!Direktur Utama Bulog, Budi Waseso (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Saat stok menipis, Buwas mengaku pihaknya sudah mencari minyak goreng dari para produsen turunan CPO. Namun, harga yang ada saat ini sudah tinggi.

"Begitu kita mau beli kepada produsen minyak, dia sudah pasang harganya tinggi. Itu sebabnya kita tidak bisa menjual lagi atau memproduksi lagi dengan harga murah," tutur mantan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) tersebut.

Baca Juga: Siap-siap! Bakal Ada Minyak Goreng Bersubsidi Tahun Depan

3. Bulog akan ikut operasi pasar minyak goreng bersubsidi tahun depan

Harga Minyak Goreng Mahal, Buwas: CPO-nya Banyak Diekspor sih!Mokhamad Suyamto, Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Bulog (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Di 2022 mendatang, pemerintah sendiri telah merencanakan penyediaan minyak goreng bersubsidi. Adapun subsidinya diberikan dari dana pungutan ekspor sawit dan bea keluar yang selama ini dikelola Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

Nantinya, dana subsidi itu akan diberikan ke Bulog yang membeli minyak goreng dari produsen. Setelah itu, Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Bulog, Mokhamad Suyamto mengatakan Bulog akan menjualnya dengan harga di bawah harga beli, sehingga terjangkau oleh masyarakat.

“Bulog akan diberi penugasan, jadi Bulog membeli minyak goreng ke produsen, nanti dijual dengan harga yang ditetapkan pemerintah. Ini sedang diproses mudah-mudahan segera ada keputusan,” kata Mokhamad pada kesempatan yang sama.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya