Harga Minyak Goreng 'Terbang', Kemendag: Ini Gejala Global

Pasokan CPO dunia banyak dikonversi ke biodiesel

Jakarta, IDN Times - Harga minyak goreng terus melambung, bahkan naik sekitar 54 persen dari harga acuan yang ditetapkan pemerintah. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag), Oke Nurwan mengatakan kenaikan harga minyak nabati ini merupakan fenomena global.

"Ini adalah gejala global, bukan hanya di Indonesia. Sehingga kita harus monitor dulu pergerakannya," kata Oke kepada IDN Times, Rabu (3/11/2021).

Baca Juga: Harga Minyak Goreng Masih Selangit, di DKI Tembus Rp20 Ribu/Kilogram

1. Krisis energi berimbas ke pasokan minyak nabati dunia

Harga Minyak Goreng 'Terbang', Kemendag: Ini Gejala GlobalIlustrasi Kelapa Sawit (IDN Times/Sunariyah)

Oke mengatakan pemicu utama kenaikan harga minyak goreng ialah pasokan crude palm oil (CPO) yang menurun tajam. Akibat adanya krisis energi di sejumlah negara, minyak nabati pun dikonversi untuk biodiesel.

"Akibat pertama Kanada pemasok canola itu terjadi pergeseran tanam. Demikian juga argentina. Lalu ada krisis energi di India, China, dan Eropa, apalagi memasuki musim dingin. Sehingga pasokan minyak nabati ini dikonversi ke biodiesel," ucap Oke.

2. Pasokan CPO dari Malaysia juga turun

Harga Minyak Goreng 'Terbang', Kemendag: Ini Gejala GlobalKebun sawit (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

Selain itu, Malaysia sebagai pemasok CPO dunia mengalami penurunan produksi sekitar 8 persen. Penurunan tersebut berimbas pada rantai pasok CPO global.

"Pasokan CPO dari Malaysia pun turun. Perkiraan pasokan CPO Malaysia ke dunia turun sekitar 8 persen akibat kurangnya tenaga kerja di sana karena pandemik, dan sebagainya. Sehingga ini CPO yang biasanya pasokannya 43 persen dari kebutuhan minyak nabati dunia menjadi lebih tinggi, diperebutkan," ujar Oke.

Baca Juga: Harga TBS Sawit Naik, Buat Daya Beli Minyak Goreng di Palembang Turun

3. Pergerakan harga CPO dunia

Harga Minyak Goreng 'Terbang', Kemendag: Ini Gejala GlobalIlustrasi Kelapa Sawit (IDN Times/Sunariyah)

Harga CPO dalam negeri sendiri mengacu pada harga CPO CIF Rotterdam. Berdasarkan data dari situs Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), harga CPO CIF Rotterdam memang mengalami kenaikan. Per Selasa (2/11) kemarin, harga CPO CIF Rotterdam berada pada level 1.418 dolar Amerika Serikat (AS) per metrik ton (mt). Angka itu naik 14,13 persen dari posisi 9 Juni 2021 yang masih di level 1.242,38 dolar AS/mt.

Adapun harga CPO FOB Indonesia per kemarin berada pada level 1.331,03 dolar AS/mt, atau naik 15,94 persen dibandingkan posisi 9 Juni 2021 yang masih pada level 1.147,96 dolar AS/mt.

Baca Juga: Jokowi Curhat ke PM Slovenia soal Diskriminasi Uni Eropa pada Sawit RI

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya