Holding Ultra Mikro Dikritik, Erick Thohir: Banyak Pihak Pesimis

Holding Ultra Mikro bisa mendorong UMKM naik kelas

Jakarta, IDN Times - Pendirian Holding BUMN Ultra Mikro ternyata dikritik oleh sejumlah pihak. Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan banyak pihak yang menganggap holding tersebut akan mengubah model bisnis ketiga BUMN di dalamnya.

Adapun tiga BUMN yang tergabung dalam holding tersebut antara lain PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM, dan PT Pegadaian (Persero).

"Untuk Holding Ultra Mikro inisebuah keberpihakan yang jelas di mana awalnya banyak pihak pesimis. Ini jangan-jangan mengubah bisnis model satu dan lainnya, kita jawab tidak," ujar Erick dalam acara IDX Opening Bell Rights Issue BRI yang ditayangkan virtual, Rabu (29/9/2021).

Baca Juga: Holding Ultra Mikro Dibentuk, Koperasi-BMT Bisa Tergerus?

1. Holding Ultra Mikro dorong UMKM naik kelas

Holding Ultra Mikro Dikritik, Erick Thohir: Banyak Pihak PesimisIlustrasi UMKM. (IDN Times/Aditya Pratama)

Bahkan, menurut Erick kehadiran holding tersebut akan mendorong UMKM untuk naik kelas. Pasalnya, UMKM akan mudah mengakses permodalan dari holding tersebut.

"Justru ini kita sinergikan, memastikan bahwa UMKM ini mendapatkan 3 hal. Satu mendapat akses dana lebih mudah karena jaringan semakin besar, kedua mendapatkan pendampingan yang lebih luas, dan ketiga accessibility mereka untuk naik kelas," tutur dia.

2. BRI rights issue buat danai Holding Ultra Mikro

Holding Ultra Mikro Dikritik, Erick Thohir: Banyak Pihak PesimisIlustrasi Uang. (IDN Times/Aditya Pratama)

Perlu diketahui, BRI telah melakukan penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue yang terbesar di Asia Tenggara. Right issue tersebut menerbitkan 28,2 miliar saham baru dan sukses mencetak nilai transaksi hingga Rp95,9 triliun.

Modal yang diperoleh dari rights issue itu pun digunakan untuk mendanai Holding Ultra Mikro. Menurut Erick, aksi yang dilakukan BRI itu menunjukkan pasar modal Indonesia masih bergairah meski diterpa pandemik COVID-19.

"Hari ini hal yang special, tidak hanya listing, tetapi di kala market sedang turbulensi, kita bisa membuat market ini lebih bergairah. Tentu konteksnya ini membuktikan kita punya market yang sangat besar, Indonesia, sehingga pertumbuhan ekonomi akan terus berlangsung," tutur dia.

Dengan rights issue yang mencetak sejarah ini, Erick berharap para pemegang kebijakan mampu menyadari pentingnya kehadiran pasar modal untuk perekonomian negara.

"Tidak banyak negara punya posisi seperti kita. Dan ini tentu kita harapkan juga membuka pemikiran para pemegang kebijakan publik kita bahwa market kita ini merupakan aset yang mahal, bukan aset yang sekadar diperdagangkan oleh banyak pihak," ujar Erick.

Baca Juga: Intip Pergerakan Saham BRI Hari Ini, Rights Issue Terbesar di ASEAN  

3. Erick mau bursa Indonesia jadi nomor 1 di Asia Tenggara

Holding Ultra Mikro Dikritik, Erick Thohir: Banyak Pihak PesimisIlustrasi Saham. (IDN Times/Aditya Pratama)

Melihat prestasi dari rights issue BRI, menurut Erick menunjukkan bahwa pasar modal Indonesia memiliki kinerja yang lebih baik ketimbang negara lain. Dia pun menilai pasar modal Indonesia berpotensi untuk terus tumbuh, sehingga nantinya bisa menjadi nomor 1 di Asia Tenggara.

"Kita juga ingin menjadi bagian, mendorong bahwa bursa Indonesia itu terus meningkat, kalau bisa menjadi nomor 1 di Asia Tenggara di mana tadi seperti yang saya dengar banyak bursa itu pertumbuhannya melambat, kita masih yang baik, bahkan ada bursa yang minus," kata dia.

Oleh sebab itu, Erick meminta kebijakan pasar modal bisa diarahkan untuk mendukung cita-cita tersebut, sehingga perekonomian Indonesia turut merasakan hasilnya.

"Ini menandakan lagi, kita punya market yang besar, kita harus mendapatkan kebijakan yang benar. Dengan cara itu, menurut dia pertumbuhan ekonomi Indonesia, sehingga pertumbuhan ekonomi di kita, bukan di negara lain," ucap Erick.

Baca Juga: Rights Issue: Definisi, Tujuan, Keuntungan, dan Kerugian

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya