Kendaraan Dinas Diganti Mobil Listrik, Luhut: Mulai Tahun Ini 

Anggaran pengadaan mobil listrik disiapkan mulai tahun ini

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pergantian kendaraan dinas berbahan bakar fosil ke mobil listrik dimulai tahun ini.

Untuk anggarannya akan segera disiapkan, namun kemungkinan anggaran terbesar akan dialokasikan tahun depan.

"Jadi sekarang Presiden sudah memerintahkan untuk APBN untuk pembelian pengadaan kendaraan, membeli yang EV (electric vehicle) mulai tahun ini. Dan lebih besar lagi tahun depan," kata Luhut saat ditemui di kantor Sarinah, Jakarta, Selasa (27/9/2022).

Baca Juga: Jokowi Terbitkan Inpres, Minta  Kendaraan Listrik Jadi Mobil Dinas

1. Pemerintah mau mobil BBM tak diproduksi lagi di 2035

Kendaraan Dinas Diganti Mobil Listrik, Luhut: Mulai Tahun Ini Ilustrasi kendaraan memadati ruas jalan Tol Jagorawi, Cibubur, Jakarta Timur. (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

Adapun program konversi kendaraan dinas itu dilakukan untuk bisa meningkatkan penggunaan kendaraan listrik di dalam negeri. Sehingga, tak ada lagi yang menggunakan mobil BBM pada 2035.

"Kita harapkan 2035 tidak ada lagi mobil combustion yang diproduksi dalam negeri. Kita semua akan pakai EV," tutur Luhut.

Baca Juga: Kendaraan Listrik dan Sumber Energi Terbarukan  

2. Penggunaan kendaraan dinas listrik bisa kurangi impor minyak mentah

Kendaraan Dinas Diganti Mobil Listrik, Luhut: Mulai Tahun Ini Mobil listrik yang menjadi kendaraan dinas Menhub Budi Karya (Dok. BKIP Kemenhub)

Luhut mengatakan, program konversi kendaraan dinas ke mobil listrik itu akan mengurangi impor minyak mentah.

"Jadi dengan begitu kita akan mengurangi impor crude oil karena penggunanya berkurang," ujar Luhut.

3. Penggunaan bahan bakar ramah lingkungan bakal digenjot

Kendaraan Dinas Diganti Mobil Listrik, Luhut: Mulai Tahun Ini ilustrasi kebun kelapa sawit. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Beriringan dengan itu, pemerintah akan menggenjot produksi bahan bakar menggunakan minyak kelapa sawit.

"Kita akan meningkatkan produksi palm oil kita. Sekarang 47 juta sampai 51 juta. Kita berharap bisa mungkin dekat 80 juta nanti 2035 dengan membuat program replanting sehingga yield daripada palm oil bisa 10 ton per hektare (ha). Sekarang mungkin baru 3-4 ton per ha. Nanti sebagian akan dibuat menjadi untuk pangan, tadi minyak goreng dan sebagainya. Dan sebagian lagi untuk energi, clean energy. Sehingga kita berharap kita tidak perlu impor lagi crude oil dari luar," ucap Luhut.

Baca Juga: DKI Jakarta Bakal Gunakan 200 Kendaraan Listrik pada 2023

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya