Mendag Ungkap Ancaman Ekonomi dan Perdagangan Global, Waspada!

Berbagai negara alami inflasi tak terkendali

Jakarta, IDN Times - Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi, mengatakan perekonomian dan perdagangan global masih menghadapi ketidakpastian.

Apalagi, International Monetary Fund (IMF) juga telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada 2022 dari 4,4 persen menjadi 3,6 persen.

“Perekonomian dan perdagangan global masih mengalami ketidakpastian karena krisis multidimensi,” kata Lutfi, dalam acara Fortune Indonesia Summit (FIS) 2022 by IDN Media, Rabu (18/5/2022).

Baca Juga: Cetak Rekor! Neraca Perdagangan RI April 2022 Surplus US$7,56 Miliar 

1. Inflasi di sejumlah negara tak terkendali

Selain itu, krisis pangan dan energi juga membayangi dunia. Bahkan, di sejumlah negara telah mengalami lonjakan inflasi, kata Lutfi. 

“Krisis pangan dan energi global yang sedang terjadi saat ini merupakan salah satu penyebab perlambatan pemulihan ekonomi. Inflasi di beberapa negara bahkan tumbuh tidak terkendali,” tutur Lutfi.

2. Lutfi sebut inflasi di Indonesia masih terkendali

Meski begitu, menurut Lutfi, tingkat inflasi di Indonesia masih cukup terkendali. Begitu juga dengan perekonomian Indonesia di kuartal I-2022.

“Namun demikian, kita patut bersyukur karena pada triwulan I-2022, ekonomi Indonesia berhasil tumbuh 5,01 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu. Inflasi Indonesia pada Januari-April 2022 tercatat cukup rendah sebesar 2,15 persen,” kata dia.

Baca Juga: Inflasi Rusia Tak Terkontrol, Rusia Defisit Anggaran Rp259 Triliun

3. Lutfi pamer neraca dagang surplus 24 bulan berturut-turut

Dia juga membeberkan bahwa kinerja neraca perdagangan Indonesia yang surplus hingga 24 bulan berturut-turut.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia pada April 2022 mengalami surplus hingga 7,56 miliar dolar Amerika Serikat (AS), tertinggi dalam sejarah alias mencetak rekor.

“Surplus pada Januari-April 2022 mencapai 16,89 miliar dolar AS yang ditopang oleh surplus ekspor nonmigas sebesar 24,6 miliar dolar AS,” kata Lutfi.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya