Pasar Tenaga Kerja AS Membaik, Dolar AS Bangkit Pagi Ini

Dolar AS menguat 28 poin atas rupiah

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pagi ini, Jumat (3/2/2023). 
 
Mengutip Bloomberg, kurs dolar AS menguat 23 poin ke Rp14.911 pada pembukaan perdagangan pagi ini. Memasuki 15 menit perdagangan, kurs dolar AS masih menguat 35,5 poin atau 0,24 persen ke Rp14.923,5. Pagi ini, kurs rupiah bergerak di kisaran Rp14.905-14.923,5 per dolar AS.

Pada penutupan perdagangan kemarin, Kamis (2/2), kurs rupiah menguat 87 poin atau 0,58 persen ke Rp14.888 per dolar AS.

Baca Juga: IHSG Bertenaga Banget Pagi Ini, 7 Saham Siap Serok Cuan

1. Permintaan tenaga kerja di AS masih tinggi

Dilansir Al Jazeera, data tenaga kerja AS pada Desember 2022 masih menunjukkan penguatan. Tercatat, ada kenaikan lowongan kerja sebanyak 527 ribu, menjadi 11 juta permintaan tenaga kerja pada akhir Desember lalu. Kenaikan tersebut merupakan yang tertinggi dalam 5 bulan terakhir, dan melebihi proyeksi sejumlah ekonom AS.

Selain itu, klaim tunjangan pengangguran di AS juga turun hingga 3 ribu menjadi 183 ribu pada pekan terakhir di Januari 2023. Angka tersebut merupakan yang terendah sejak April 2022.

Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra mengatakan kondisi ini bisa memicu Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) untuk kembali memperketat kebijakan moneternya, dan mengerek nilai tukar dolar AS.

"Pasar perlu mewaspadai penguatan dolar AS yang terjadi kemarin terhadap mata uang lainnya. Mungkin saja, data tenaga kerja AS yang masih cukup bagus seperti yang diperlihatkan semalam yaitu data klaim tunjangan pengangguran mingguan, masih memberikan persepsi The Fed bisa memperketat lagi kebijakan moneternya," tutur Ariston kepada IDN Times.

2. Aset berisiko berpotensi tetap menguat

Meski begitu, dengan kebijakan The Fed yang menaikkan suku bunga acuan, Fed Fund Rate (FFR) hanya 25 basis poin (bps) ke 4,5-4,75 persen bisa mendorong penguatan rupiha. 

Di sisi lain, inflasi di beberapa negara besar juga menurun, dan mendorong sentimen positif pelaku pasar untuk kembali masuk ke aset berisiko, termasuk rupiah.

"Data-data ekonomi global juga menunjukkan bahwa inflasi di beberapa negara besar sudah mulai menurun. Aktivitas ekonomi juga terlihat bertumbuh. Ini memunculkan persepsi bahwa ekonomi ke depan semakin membaik dan mendorong pelaku pasar masuk kembali ke aset berisiko," ujar Ariston.

Baca Juga: The Fed Diyakini Tak Ngotot Kerek Suku Bunga, Rupiah Perkasa

3. Proyeksi pergerakan rupiah hari ini

Atas dasar faktor-faktor di atas, rupiah diproyeksi menguat ke Rp14.800-an, namun juga ada potensi melemah.

"Potensi penguatan hari ini ke kisaran Rp14.830-14.850, sementara potensi pelemahan ke arah Rp15.000," kata Ariston.

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya