Pemerintah Terbitkan Izin Impor Beras 200 Ribu Ton, Tiba Bulan Ini
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pemerintah telah menerbitkan izin impor beras 200 ribu ton hingga akhir 2022. Impor tersebut akan dilakukan oleh Bulog yang telah mendapatkan penugasan melalui rapat koordinasi terbatas (rakortas) yang dipimpin Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
"Penugasan sudah keluar juga izin impornya yang 200 ribu ton. Dari Bulog sudah membuat rencana impor sampai akhir tahun," kata Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso kepada awak media di kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (6/12/2022).
Baca Juga: Wacana Impor Beras, Buwas: Perintah Negara, Bukan Maunya Bulog!
1. Impor sudah mulai direalisasi
Susiwijono mengatakan, dikarenakan sudah memasuki Desember, maka impor sudah mulai dilaksanakan secara bertahap.
"Ya ini kan sudah masuk Desember, pasti shipment-nya sudah akan ada," ujar Susiwijono.
Dia mengatakan, impor dilakukan dari berbagai negara. Sebab, saat ini tidak mudah mencari stok beras hanya dari satu negara.
"Pasti semua negara, karena sekarang tidak mudah mencari barang itu," tutur Susiwijono.
Editor’s picks
Baca Juga: Di Peringatan Hari Keluarga, Jokowi Pamer RI 3 Tahun Tak Impor Beras
2. Ada kemungkinan impor beras dilakukan lagi di awal 2023
Susiwijono mengatakan, pemerintah menetapkan penugasan impor beras pada Bulog sesuai dengan neraca komoditas. Jika tahun depan impor beras masih dibutuhkan, maka akan dilakukan lagi.
"Kalau yang sudah keluar penugasan, dari sisi neraca kan angkanya bergerak terus. Makanya penugasan seiring dengan angka-angka di neraca itu. Kan hari ini ada Sidang Kabinet Paripurna. Salah satunya membahas krisis pangan. Sehingga kalau kita bicara krisis pangan, kan tidak hanya masalah impor atau tidak. Problem-nya adalah kita menjaga ketersediaan barang dan stabilisasi harga tadi," ucap dia.
3. Impor beras akan dihentikan jika panen raya terjadi lebih cepat
Pemerintah sendiri memprediksi panen raya beras baru terjadi bulan Maret 2023. Jika panen raya terjadi lebih cepat atau di bulan Februari, maka rencana impor beras kembali di awal tahun akan dihentikan.
"Pasti (distop). Karena kebutuhan impor, kebutuhan apapun itu kan dinamis. Sangat tergantung. Tiba-tiba panen melimpah, ya stop. Tiba-tiba kita packelik, kena La Nina, ya harus impor, kalau enggak harganya begini. Jangan dikotomikan impor, tidak impor," ujar Susiwijono.
Baca Juga: Mendag Zulhas Bantah Titip Keponakan ke Rektor Demi Lolos Masuk Unila