Penyaluran Bansos Turun, Konsumsi Pemerintah Loyo di 2022

Konsumsi pemerintah alami kontraksi sebesar 4,77 persen

Jakarta, IDN Times - Pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2022 mencapai 5,31 persen. Dilihat dari komponen pengeluaran, semua komponen menunjukkan pertumbuhan, kecuali konsumsi pemerintah yang minus 4,51 persen secara year on year (yoy).

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan, kontraksi pada konsumsi pemerintah disebabkan oleh penurunan realisasi belanja barang dan jasa, serta belanja bantuan sosial (bansos) untuk jaminan sosial.

"Ini disebabkan oleh penurunan realisasi belanja barang dan jasa, serta belanja bantuan sosial untuk jaminan sosial," ujar Margo dalam konferensi pers virtual, Senin (6/2/2023).

Adapun komponen lainnya, seperti konsumsi rumah tangga tumbuh 4,93 persen (yoy), dan memberikan kontribusi terbesar pada produk domestik bruto (PDB) hingga 51,87 persen. Lalu, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi tumbuh 3,87 persen (yoy), dan berkontribusi 29,08 persen pada PDB.

Kemudian, ekspor tumbuh 16,28 persen (yoy), dan berkontribusi 24,49 persen pada PDB. Impor tumbuh 14,75 persen, namun kontribusinya pada PDB minus 20,9 persen. Selanjutnya, konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) tumbuh 5,64 persen, dan berkontribusi 1,17 persen pada PDB.

Pada kuartal IV-2022, BPS juga mencatat adanya kontraksi pada konsumsi pemerintah, yakni minus 4,77 persen (yoy).

"Konsumsi pemerintah yang mengalami kontraksi sebesar 4,77 persen, disebabkan oleh penurunan realisasi belanja barang dan jasa, serta belanja bantuan sosial untuk jaminan sosial," ucap Margo.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2022 Melambat di Q4

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya