Selamatkah UMKM RI dari Tekanan Pandemik COVID-19? Begini Kondisinya

UMKM jadi tulang punggung ekonomi nasional

Jakarta, IDN Times - 2020 dan 2021 merupakan tahun dengan tantangan besar bagi pelaku UMKM. Banyak UMKM yang mengajukan restrukturisasi kredit, demi memperpanjang napas bisnisnya selama COVID-19 merajalela yang mengganggu bisnis mereka.

Bahkan, Anggota Komisi XI DPR RI, Muhammad Misbakhun mengatakan angka restrukturisasi kredit UMKM sempat menyentuh Rp335 triliun.

Lalu, bagaimana kondisi UMKM di 2022 ini setelah COVID-19 mereda?

Baca Juga: Tingkatkan Daya Saing UMKM jadi Fokus GudangAda di Hari UMKM Nasional 

1. Pertumbuhan kredit jadi potret kondisi UMKM usai COVID-19 mereda

Selamatkah UMKM RI dari Tekanan Pandemik COVID-19? Begini KondisinyaIlustrasi Pengusaha/Wirausahawan (IDN Times/Aditya Pratama)

Menurut Misbakhun, kondisi UMKM saat ini bisa dilihat dari pertumbuhan kredit. Per Juli 2022, kredit yang digelontorkan ke UMKM tumbuh 18,08 persen dibandingkan periode yang sama di 2021 atau secara year on year (yoy).

"Pemerintah melakukan upaya yang sangat serius menggelontorkan bantuan permodalan kepada UMKM kita. Ini adalah afirmasi kebijakan yang berkelanjutan dan berkesinambungan," kata Misbakhun dalam Webinar Ekspansi Kredit Sektor UMKM di Tengah Ancaman Inflasi Akurat.co, Rabu (21/9/2022).

Baca Juga: Indeks Bisnis UMKM BRI Q2: Produktivitas Bisnis UMKM semakin Melesat

2. Kredit yang disalurkan ke UMKM tembus hampir Rp1.300 triliun

Selamatkah UMKM RI dari Tekanan Pandemik COVID-19? Begini Kondisinyailustrasi uang (IDN Times/Aditya Pratama)

Lebih rinci, hingga Juli 2022, kredit yang disalurkan ke UMKM mencapai Rp1.299,4 triliun. Dia mengatakan, penyaluran kredit sebagai modal untuk UMKM sangatlah penting, mengingat UMKM adalah tulang punggung nasional.

Buktinya, data Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan jumlah UMKM di Indonesia per 2021 mencapai 64,19 juta, dengan kontribusi pada produk domestik bruto (PDB) sebesar 61,97 persen.

"Bauran kebijakan yang tepat serta sinergi dan koordinasi yang semakin erat antara otoritas fiskal, moneter, dan sektor keuangan, terutama industrinya akan menjadi modal yang kuat dalam rangka akselerasi pemulihan ekonomi nasional," ujar Misbakhun.

Baca Juga: Ajukan BLT Rp600 Ribu buat 5 Juta UMKM, Teten Tunggu Restu Sri Mulyani

3. UMKM serap tenaga kerja lebih banyak ketimbang perusahaan besar

Selamatkah UMKM RI dari Tekanan Pandemik COVID-19? Begini KondisinyaIlustrasi UMKM. (IDN Times/Aditya Pratama)

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Divisi Pengawasan dan Monitoring 1 PNM PT Permodalan Nasional Madani (PNM), Octo Wibisono membeberkan bahwa UMKM menyerap tenaga kerja lebih banyak ketimbang perusahaan atau sektor-sektor besar.

Padahal, kredit perbankan yang disalurkan ke UMKM lebih kecil ketimbang kredit yang disalurkan ke sektor-sektor besar.

"Sekitar 75 persen penerimaan kredit ke sektor besar, 25 persen ke sektor menengah, kecil, mikro. Namun kalau dari serapan tenaga kerja maupun dari jumlah usaha, yang mikro sendiri ada 65,6 juta, atau hampir 98 persen dari jenis usaha ada di mikro," kata Octo.

PNM mencatat, 90 persen tenaga kerja Indonesia menggantungkan hidupnya pada sektor mikro.

"Itu menyerap tenaga kerja yang sangat besar. Hampir 90 persen tenaga ker di seluruh Indonesia atau 109,8 juta tenaga kerja yang mengandalkan hidupnya atau bergantung hidupnya di sektor mikro," ucap dia.

4. Kualitas penyaluran kredit ke UMKM makin membaik

Selamatkah UMKM RI dari Tekanan Pandemik COVID-19? Begini KondisinyaIlustrasi Kredit. (IDN Times/Aditya Pratama)

Dari sisi penyaluran kredit, PNM mencatat rasio kredit macet atau non-performing loan (NPL) ke UMKM terus mengecil, alias membaik.

"Dapat kami sampaikan NPL di 2020 kami 1,23 persen. Di 2021 di tengah COVID-19 kami 0,69 persen. Posisi sekarang pun kami masih di bawah 1 persen untuk tutupnya setiap bulan," ujar Octo.

Nasabah PNM pun tumbuh dari 6,43 juta pada 2019, menjadi 9,6 juta pada 2021, dan di 2022 ini sudah tembus 12,8 juta. Aset PNM juga tumbuh 138 persen per 2021.

"Sekarang di posisi Agustus kami melayani 12,8 juta nasabah aktif, masih punya pembiayaan ke kami," ucap Octo.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya