Serikat TransJakarta: Ada Kematian Pekerja akibat COVID-19 Tak Terdata

Dirut TransJakarta sebut 14 pekerja yang wafat akibat COVID

Jakarta, IDN Times - Serikat Pekerja Dirgantara Transportasi (SPDT) FSPMI PT TransJakarta mengatakan banyak pegawai perusahaan tersebut yang meninggal akibat COVID-19 namun tak terdata. 

Dalam hal ini, Ketua SPDT FSPMI PT TransJakarta Indra Kurniawan menanggapi pernyataan Direktur Utama (Dirut) PT TransJakarta Sardjono Jhony Tjitrokusumo yang tak membenarkan ada 20 pekerja yang meninggal akibat COVID-19.

"Sebenarnya data itu tidak kita permasalahkan. Tapi dugaan kami dari awal COVID-19 sampai sekarang lebih dr 20 jiwa, itu baru dugaan kita, kita masih menginvestigasi. Kita sudah konsolidasi akbar data tersebut. Bahkan kita sampling resume rekan kita yang meninggal terpapar COVID-19 itu ada," kata Indra dalam konferensi pers virtual, Rabu (28/7/2021).

Menambahkan Indra, Pramudi TransJakarta Deven Nopliyandi mengatakan banyak pekerja yang meninggal akibat COVID-19 namun tak terdata.

"Terkait jumlah yang meninggal, pada intinya kami bukan mempersoalkan jumlah. Karena bagi kami 1 nyawa saja harus ada antisipasi, perusahaan harus mengatasi agar tidak bertambah. Dan juga ada beberapa teman-teman yang belum terdata," tutur Deven.

Baca Juga: 20 Pegawai Disebut Meninggal karena COVID-19, TransJakarta Buka Suara

1. Serikat menyayangkan pernyataan Dirut yang membandingkan angka kematian

Serikat TransJakarta: Ada Kematian Pekerja akibat COVID-19 Tak TerdataDirektur Utama PT TransJakarta Sardjono Jhony Tjitrokusumo (Dok. TransJakarta)

Indra menyayangkan pernyataan Sardjono yang membandingkan angka kematian pekerja TransJakarta. Menurut dia, 1 pekerja yang meninggal saja sudah terlalu banyak. "Bagi kami serikat pekerja, 1 nyawa itu terlalu banyak," ujar Indra.

Dalam kesempatan yang sama, Deven meminta perusahaan memikirkan nasib keluarga pekerja yang meninggal akibat COVID-19 tersebut.

"Mungkin bagi TransJakarta kehilangan 1 pekerja biasa, dengan kirim bunga, selesai. Tapi bagi kami tidak. Kehilangan 1 nyawa pekerja, dengan dikirim bunga tidak selesai sampai di situ tanggung jawab perusahaan. Kita harus pikirkan bagaimana kalau pekerja tersebut tulang punggung keluarga? Kita perlu pikirkan keluarga mereka juga," ujar Deven.

Dia meminta perusahaan mengerahkan segala upaya untuk menekan angka kematian para pekerja TransJakarta, terutama pekerja operasional yang masih 100 persen bekerja di lapangan, alias tidak bekerja dari rumah (work from home) seperti yang dilakukan para pekerja di kantor pusat TransJakarta.

"Untuk saat ini saja jadwal kami masih normal, sama seperti sebelum pandemik. Ada yang 5-1, 5-2, 6-2. Jadi saya sendiri 5 hari kerja 1 hari libur, 6 hari kerja 1 hari libur. Ini jadwal saya di bidang pramudi," ucap Deven.

2. Pekerja mengaku tak dapat pasokan masker meski bekerja di lapangan

Serikat TransJakarta: Ada Kematian Pekerja akibat COVID-19 Tak TerdataIDN Times/Gregorius Aryodamar P

Deven juga menanggapi pernyataan Sardjono yang mengatakan perusahaan sudah menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Menurut dia, para pekerja di lapangan saja tak disediakan masker meski setiap harinya melakukan kontak langsung dengan penumpang, sehingga para pekerja harus membeli masker sendiri.

"Pekerja TransJakarta terutama di lapangan butuh safety, APD, khususnya masker. Sampai saat ini di lapangan, TransJakarta tidak ada. Masker itu beli sendiri. Kalau ada dari TransJakarta, tapi sampai saat ini kita belum terima, entah itu belum merata atau tidak," ujar Deven.

Begitu juga dengan pasokan vitamin yang menurut dia sangat penting untuk menjaga imunitas para pekerja.

"Di lapangan perlu ada vitamin. Karena di awal PSBB dulu pernah kita dikasih susu dan vitamin. Entah kenapa saat ini situasinya yang lebih bahaya, tapi tidak dikasih lagi," kata Deven.

Baca Juga: Serikat Pekerja Minta Anies Setop Sementara Operasional TransJakarta

3. Satgas COVID-19 TransJakarta tak bekerja optimal

Serikat TransJakarta: Ada Kematian Pekerja akibat COVID-19 Tak TerdataIlustrasi COVID-19 (Dok. IDN Times)

Selain itu, Deven mengatakan tak semua personel Satgas COVID-19 di perusahaan menjalankan tugasnya. Dia sendiri yang merupakan personel Satgas mengatakan dari 100 personel Satgas, hanya sekitar 28 orang yang aktif menjalankan tugasnya.

"Ada SK Direksi, di atas 100 orang nama-namanya. Tetapi di lapangan yang aktif bekerja kurang lebih 28 orang, di mana ini dibagi ke dalam 5 tim. Kami ini sebagai Satgas berhadapan langsung dengan orang swab. Sementara kami Satgas sendiri belum menerima pelatihan dari TransJakarta, safety APD atau masker, dan sebagainya kami belum terima. Jadi kami ditugaskan tapi tidak dibekali," tutur dia.

Baca Juga: Jam Operasional Transjakarta Diperpendek Mulai Senin, Ini Jadwalnya

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya