Stok Beras Melimpah, Mei Deflasi 0,03 Persen
Intinya Sih...
- Terjadi deflasi sebesar 0,03 persen pada Mei 2024 dibandingkan April 2024.
- Ada 14 provinsi yang mengalami deflasi dan 24 provinsi mengalami inflasi.
- Penurunan harga beras, daging ayam ras, ikan segar, tomat, cabai rawit, dan tarif angkutan umum menyumbang deflasi.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada Mei 2024 terjadi deflasi sebesar 0,03 persen dibandingkan April 2024 atau secara month-to-month (mtm). Deflasi pada Mei disebabkan penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Mei 2024, menjadi 106,37, di mana pada April 2024 masih menyentuh 106,4.
BPS melaporkan ada 24 provinsi mengalami inflasi, dan 14 provinsi mengalami deflasi. Plt Kepala BPS, Amalia Widyasanti mengatakan deflasi pada Mei 2024 disebabkan oleh penurunan harga beras, karena stoknya melimpah.
“Deflasi pada bulan Mei ini utamanya didorong oleh komoditas beras. Pada Mei 2024, beras kembali mengalami deflasi sebesar 3,59 persen, dan memberi andil deflasi sebesar 0,15 persen,” kata Amalia dalam konferensi pers Senin, (3/6/2024).
1. Deflasi setelah Lebaran 2024 tak sedalam tahun-tahun sebelumnya
Amalia mengatakan, pada umumnya momen setelah Lebaran terjadi deflasi di Indonesia. Adapun Lebaran tahun ini jatuh pada 10-11 April lalu.
Menurut data BPS, deflasi pascalebaran tahun ini tak sedalam tahun-tahun sebelumnya. Pada 2020, Lebaran jatuh pada 24 Mei. Setelah Lebaran 2020 atau pada bulan Juli, terjadi deflasi sebesar 0,1 persen. Kemudian, pada 2021, deflasi pascalebaran menyentuh angka 0,16 persen, 2022 sebesar 0,4 persen, dan 2023 sebesar 0,09 persen.
“Deflasi pascalebaran 2024 ini memang tidak sedalam beberapa periode sebelumnya. Sebagai contoh pada Juni 2021 di mana pada saat itu Lebaran terjadi pada 13 Mei 2021, dan pada Juni terjadi deflasi sebesar 0,16 persen pascalebaran Mei 2021,” ucap Amalia.
Baca Juga: Mengenal Istilah Inflasi dan Deflasi, Mengapa Bisa Terjadi?
Editor’s picks
2. Tarif angkutan umum juga sumbang deflasi
Amalia mengatakan, selain beras, ada komoditas lain yang menyumbang deflasi, yakni daging ayam ras dan ikan segar dengan andil deflasi masing-masing 0,03 persen, serta tomat dan cabai rawit dengan andil deflasi masing-masing sebesar 0,02 persen.
Begitu juga dengan tarif angkutan umum, baik angkutan antarkota, angkutan udara, dan kereta api.
“Komoditas lainnya yang juga memberikan andil deflasi adalah tarif angkutan antarkota dengan andil deflasi 0,03 persen. Tarif angkutan udara, dengan andil deflasi 0,02 persen, serta tarif kereta api dengan andil deflasi 0,01 persen,” tutur Amalia.
Baca Juga: Beras Catat Deflasi Setelah 8 Bulan Alami Inflasi
3. Inflasi secara tahunan mencapai 2,84 persen
Apabila dibandingkan dengan Mei 2023, terjadi inflasi sebesar 2,84 persen, dan dibandingkan awal 2024 alias year-to-date (YTD), terjadi inflasi 1,16 persen.
“Deflasi bulan Mei 2024 ini merupakan deflasi pertama setelah deflasi terakhir kali terjadi di Agustus 2023,” ucap Amalia.
Baca Juga: BPS Waspadai Kenaikan Harga Bawang, Ayam Ras hingga Gula Pasir