Stok Gula Rafinasi Mau Habis, Industri Makanan dan Minuman Kelimpungan

Impor raw sugar baru terealisasi tahun depan

Jakarta, IDN Times - Stok gula kristal rafinasi (GKR) untuk industri makanan dan minuman akan segera habis. Kondisi ini mengancam produksi makanan dan minuman dalam negeri.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI), Adhi S. Lukman mengatakan, stok GKR saat ini hanya cukup menutupi kebutuhan 2 minggu ke depan.

Bahkan, stok GKR di para produsen GKR yang tergabung dalam Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) kini sudah habis. Oleh sebab itu, para produsen GKR membutuhkan pasokan impor gula kristal mentah (GKM) atau raw sugar untuk memproduksi GKR yang dibutuhkan industri makanan dan minuman.

"Jadi sekarang ini memang ada laporan beberapa anggota bahwa stok GKR-nya sudah kekurangan terutama dari anggota AGRI yang produsen gula itu beberapa stoknya juga kehabisan," kata Adhi saat ditemui awak media usai menghadiri Gebyar IKMA 2022 di Mal Kota Kasablanka, Jakarta, Jumat (9/12/2022).

Baca Juga: BRI Salurkan Pembiayaan untuk IKM Lokal 

1. Pasokan impor gula mentah untuk bahan baku GKR baru tersedia akhir Januari 2023

Stok Gula Rafinasi Mau Habis, Industri Makanan dan Minuman KelimpunganIlustrasi. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Adhi mengatakan, impor raw sugar sebagai bahan baku gula rafinasi membutuhkan waktu 1,5 bulan untuk sampai di Indonesia, atau diperkirakan pada akhir Januari 2023.

Dia mengatakan, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sendiri telah menetapkan kuota impor raw sugar untuk 2023, yakni naik 5 persen dibanding kuota impor 2022. Kemungkinan, kuota impor raw sugar untuk kebutuhan industri tahun depan sekitar 3,4 juta ton.

"Jadi kalau 1,5 bulan kan berarti otomatis baru akhir Januari atau awal Februari. Kebutuhan kita itu kira kira sebulan 300 ribu ton," ucap Adhi.

Baca Juga: 5 Perbedaan UKM dan IKM, Penjelasan Lengkap

2. Ada lonjakan kebutuhan gula rafinasi sepanjang 2022

Stok Gula Rafinasi Mau Habis, Industri Makanan dan Minuman Kelimpungan(Ilustrasi mengenai gula rafinasi) ANTARA FOTO/Dewi Fajriani

Adhi mengatakan, impor raw sugar untuk alokasi 2022 sudah terealisasi. Namun, dikarenakan ada lonjakan kebutuhan gula rafinasi, maka stok gula rafinasi yang ada saat ini kian menipis.

"Sebetulnya pemerintah sudah memberikan lebih tahun ini daripada tahun lalu kira kira sekitar 3,52 juta ton, kelihatannya ini kekurangan. Mungkin bisa juga karena peningkatan ekspor dan permintaan dalam negeri," tutur Adhi.

Baca Juga: Pelaku IKM Minta Jatah Gula Rafinasi Capai 300 Ribu Ton di 2021

3. GAPMMI minta pasokan gula rafinasi untuk ekspor dialihkan untuk industri dalam negeri

Stok Gula Rafinasi Mau Habis, Industri Makanan dan Minuman KelimpunganIlustrasi Supermarket (IDN Times/Anata)

Untuk menutupi kebutuhan gula rafinasi sampai impor raw sugar tiba, GAPMMI sedang berupaya meminta stok gula rafinasi untuk ekspor dialihkan ke industri makanan dan minuman dalam negeri.

"Ada stok juga untuk ekspor, apakah stok ini bisa dipinjam dulu untuk dipakai di lokal, kemungkinan ini juga menjadi salah satu opsi yang sedang dibahas," kata Adhi.

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya