Tarif KRL Bakal Naik, Kemenhub Ungkap Pertimbangan di Baliknya

Kemenhub ungkap beban anggaran subsidi bertambah

Jakarta, IDN Times - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan penyesuaian atau kenaikan tarif KRL Jabodetabek tak dilakukan hingga akhir tahun.

Plt Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Risal Wasal mengatakan, penyesuaian tarif KRL masih dalam pengkajian ulang.

1. Tarif KRL tak akan membebankan masyarakat

Tarif KRL Bakal Naik, Kemenhub Ungkap Pertimbangan di BaliknyaSuasana KRL jurusan Tanah Abang-Parung Panjang, Jumat (10/7/2020) (IDN Times/Herka Yanis).

Risal memastikan, tarif KRL Jabodetabek nantinya tak akan membebankan masyarakat.

“Semoga tahun depan akan ada kabar baik mengenai tarif KRL ini,” ujar Risal dikutip dari keterangan resmi, Selasa (13/12/2022).

Baca Juga: Ini 9 Rute Perjalanan KRL Jabodetabek Terbaru 2022, Catat Ya!

2. Jika tarif KRL tak naik maka akan membebankan anggaran subsidi

Tarif KRL Bakal Naik, Kemenhub Ungkap Pertimbangan di BaliknyaSuasana Jalur Layang di Stasiun Manggarai dengan wajah baru (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Risal mengatakan, kajian penetapan tarif KRL memang memperhatikan tingkat kemampuan dan kemauan masyarakat untuk membayar tarif KRL, sekaligus menimbang beban operasional KRL dan kebutuhan subsidi Public Service Obligation (PSO) yang akan dianggarkan.

“Peningkatan tarif operasional KRL Jabodetabek selalu dan pasti terjadi setiap tahunnya, sehingga membuat beban PSO terus meningkat untuk menstabilkan tarif KRL ini,” ujar dia.

Baca Juga: Jangan Kuatir, Kemenhub Pastikan Tarif KRL Tak Naik Dalam Waktu Dekat 

3. Adanya kenaikan biaya komponen tarif KRL akibat inflasi

Tarif KRL Bakal Naik, Kemenhub Ungkap Pertimbangan di BaliknyaIlustrasi Kegiatan di dalam Stasiun KRL (Dok. KRL)

Lebih lanjut, dia mengatakan peningkatan tarif operasional KRL Jabodetabek selalu terjadi akibat inflasi yang menyebabkan terjadinya peningkatan komponen-komponen biaya yang dibutuhkan.

Dampaknya, subsidi PSO terus bertambah. Menurutnya, hal itu menjadi kontraproduktif terhadap upaya pembangunan yang masih terus berlangsung. Risal menuturkan, besaran anggaran yang dialokasikan ini akan lebih produktif jika disalurkan untuk pembangunan prasarana dan peningkatan pelayanan perkeretaapian di seluruh Indonesia.

“Tarif KRL hari ini adalah hasil hitung-hitungan pada tahun 2015, tentu sudah tidak relevan dengan hitungan hari ini. Namun kami memahami bahwa ekonomi masyarakat sangat terdampak dengan adanya pandemi, sehingga kajian lebih lanjut masih kami lakukan untuk menimbang penyesuaian tarif ini,” ucap Risal.

Topik:

  • Rendra Saputra

Berita Terkini Lainnya