Tekor APBN Turun, Sri Mulyani: Ekonomi Mulai Pulih

Defisit APBN per Oktober 2021 sebesar 3,29 persen dari PDB

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati membeberkan defisit APBN di Oktober 2021 sebesar Rp548,9 triliun atau 3,29 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

Dia mengatakan defisit APBN per Oktober 2021 menunjukkan penurunan dibandingkan Oktober 2021 yang sebesar Rp764,8 triliun atau setara 4,67 persen terhadap PDB. Hal itu menunjukkan adanya pemulihan pada APBN, seiring dengan pemulihan ekonomi Indonesia.

"2021 seiring pemulihan ekonomi, reopening, dan aktivitas masyrkat, dan eko mulai bergerak kembali, maka APBN juga mulai pulih," ucap Sri Mulyani dalam acara CEO Networking 2021 yang digelar virtual, Selasa (16/11/2021).

Baca Juga: Kronologi Pembiayaan Kereta Cepat, Ngutang ke China hingga Pakai APBN

1. Penerimaan negara mulai tumbuh

Tekor APBN Turun, Sri Mulyani: Ekonomi Mulai PulihIlustrasi APBN (IDN Times/Arief Rahmat)

Adapun penurunan defisit APBN itu dilatarbelakangi oleh pertumbuhan penerimaan APBN hingga 18,2 persen per Oktober 2021, atau mencapai Rp1.510 triliun. Dia mengatakan di 2020 lalu penerimaan negara sempat alami kontraksi.

"Ini terlihat dari sisi Pendapatan kita bahkan mengalami growth hingga 18,2 persen. Itu adalah recovery dari tahun lalu yang kontraksi 15,3 persen, sekarang menjadi growth double digit di 18,2 persen," ujar Sri Mulyani.

Adapun pertumbuhan penerimaan negara itu berasal dari penerimaan pajak yang tumbuh 15,3 persen atau mencapai Rp953,6 triliun per Oktober 2021. Sementara itu, pada Oktober 2020 lalu penerimaan pajak masih kontraksi hingga 18,8 persen. Kemudian, penerimaan bea dan cukai tumbuh hingga 25 persen atau mencapai Rp205,8 triliun, sementara di Oktober 2020 hanya tumbuh 5,5 persen.

"Penerimaan negara bukan pajak (PNBP) juga tahun lalu mengalami hantaman 16,3 persen kontraksi, tahun ini pulih dengan pertumbuhan 25,2 persen (Rp349,2 triliun)," kata Sri Mulyani.

Baca Juga: [BREAKING] Jokowi Targetkan Penerimaan Negara Rp1.840 Triliun di 2022

2. Pemerintah harus kendalikan belanja negara

Tekor APBN Turun, Sri Mulyani: Ekonomi Mulai PulihIlustrasi Uang. (IDN Times/Aditya Pratama)

Berdasarkan data, per Oktober 2021, realisasi belanja negara telah mencapai Rp2.058,9 triliun atau setara 74,9 persen terhadap APBN, tumbuh 0,8 persen secara year on year (yoy).

Dia mengatakan ke depannya pemerintah harus mengendalikan realisasi belanja negara. Meski begitu, dia memastikan belanja untuk bidang kesehatan, terutama untuk penanganan COVID-19 akan tetap dijaga.

"Belanja kita coba untuk terus dikendalikan, tanpa mengorbankan dari sisi kebutuhan covid. karena covid masih sangat penting. Belanja untuk bidang kesehatan masih sangat tinggi, bahkan melonjak tahun ini. Dan belanja untuk bansos kita pertahankan cukup tinggi, dan pemulihan ekonomi bisa berjalan," ujar dia.

Baca Juga: Sri Mulyani Minta Aset BLBI Disertifikasi buat Tangkal Mafia Tanah

3. APBN harus dipulihkan bersama ekonomi

Tekor APBN Turun, Sri Mulyani: Ekonomi Mulai PulihIlustrasi APBN. (IDN Times/Aditya Pratama)

Sri Mulyani mengatakan APBN memang harus dipulihkan seiringan dengan pemulihan ekonomi nasional.

"Jadi ini menggambarkan APBN mulai pulih pada saat ekonomi mulai pulih. 2 tugas yang harus kita lakukan bersama-sama. Bukan pilihan, tapi harus kita lakukan bersama-sama," ujar dia.

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya