Indonesia Akan Jadi Kekuatan Ekonomi Digital Terbesar di Asia Tenggara

Indonesia capai $40 miliar tahun ini

Jakarta, IDN Times - Berdasarkan laporan e-conomy SEA yang disusun oleh Google, Temasek, dan Bain&Company, perekonomian digital Indonesia saat ini mendekati angka US$40 miliar atau Rp566 triliun (GMV). Angka ini diprediksi akan terus meningkat hingga mencapai US$133 miliar atau Rp1.881 triliun.

Dengan begitu, Indonesia akan menjadi negara dengan perekonomian paling pesat di Asia Tenggara.

"Laporan tahun ini menunjukkan performa optimal Indonesia yang melampaui semua ekspektasi dari tiga laporan tahunan sebelumnya," ujar Managing Director Google Indonesia, Randy Jusuf.

1. Semua sektor internet ekonomi disetiap daerah akan diuntungkan

Indonesia Akan Jadi Kekuatan Ekonomi Digital Terbesar di Asia Tenggaradok.IDN Times/Vamela Aurina

Laporan regional tahun 2019 terdiri dari lima sektor, yaitu e-commerce, media online, transportasi online, wisata&perjalanan, dan jasa keuangan digital. Kelima sektor ini diprediksi akan menguntungkan setiap daerah. 

Pada tahun ini, sektor e-commerce diperkirakan mencapai US$21 miliar, tumbuh 12 kali lipat sejak 2015 dengan rata-rata pertumbuhan 88 persen. Sektor ride hailing diperkirakan mencapai US$6 miliar, tumbuh 6 kali lipat dengan rata-rata pertumbuhan 57 persen.

Sementara itu, sektor online travel diperkirakan akan berlipat ganda dari 2015-2019 dengan rata-rata pertumbuhan 19 persen. Media online seperti iklan online, game online, musik, dan video berlangganan diperkirakan akan tumbuh enam kali lipat di periode yang sama dengan rata-rata pertumbuhan 56 persen.

Baca Juga: KPPU Beri Kisi-Kisi Agar Siap Bersaing Hadapi Era Ekonomi Digital

2. Jabodetabek masih jadi sumber utama pertumbuhan Indonesia.

Indonesia Akan Jadi Kekuatan Ekonomi Digital Terbesar di Asia Tenggaradok.IDN Times/Vamela Aurina

Walaupun daerah non-metro (luar Jabodetabek) diperkirakan bertumbuh dua kali lebih pesat, tetapi Jabodetabek masih tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan Indonesia. Hal ini dikarenakan pembelanjaan di daerah Jabodetabek lebih besar senilai US$555 per kapita (GMV) dibandingkan non-metro senilai $103.

Randy mengatakan berdasarkan sampel, kota-kota di Jabodetabek merepresentasikan 15 persen dari populasi negara Asia Tenggara. Kota besar tersebut merepresentasikan sebanyak 30 persen dari GDP.

Kota Jabodetabek merepresentasikan lebih dari setengah aktivitas ekonomi berbasis internet. Oleh karena itu, ekonomi berbasis internet masih lebih besar di kota besar. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan bahwa non-metro akan tetap terus berkembang.

“Walaupun kota besar internet ekonomi berkembang dua kali lipat, tetapi non-metro akan growth catch up,” ujar Randy Jusuf

3. Kurangnya akses layanan keuangan perbankan, jadikan peluang Indonesia untuk melakukan pembayaran digital

Indonesia Akan Jadi Kekuatan Ekonomi Digital Terbesar di Asia Tenggaradok.IDN Times/Vamela Aurina

Partner dan Leader of Asia Pasific Digital Practice dari Bain Company, Florian Hoppe mengatakan bahwa adanya kekurangan akses untuk layanan keuangan di Asia Tenggara melalui perbankan. Masih ada 47 juta penduduk yang belum mendapatkan akses cukup terhadap layanan keuangan dan 92 juta penduduk yang sama sekali tidak memiliki akses. 

Hal itu merupakan peluang untuk Indonesia mengubah cara orang Indonesia melakukan pembayaran, transfer dana, pinjaman, investasi dan asuransi online. "Kami melihat banyak potensi dalam ekonomi digital indonesia. Populasi anak muda digital native yang sangat aktif menjadi faktor kunci dalam perkembangan ekonomi mereka," ujar Join Head, Investment Group, Temasek, Rohit Sipahimalani.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Digital Indonesia Tertinggi di ASEAN 

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya