Anggaran Pertahanan Tiongkok Melonjak 6,8 Persen di Tengah Pandemik

Modernisasi alutsista dan militer jadi prioritas 2021

Jakarta, IDN Times - Tiongkok meningkatkan anggaran pertahanan sebesar 6,8 persen pada 2021, sekalipun Beijing harus berhadapan dengan utang yang menggunung imbas pandemik COVID-19. Keputusan itu diambil untuk meningkatkan kapasitas angkatan bersenjata di tengah ketegangan Tiongkok dengan Taiwan, India, dan Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari Bloomberg, angka pengeluaran militer diperkirakan mencapai 1,35 triliun yuan atau setara dengan 208 miliar dollar AS. Angka itu telah disesuaikan dengan proyeksi kenaikan belanja fiskal yang dianggarkan sebesar 1,8 persen.
 
"Kami akan memberi jaminan keuangan yang lebih kuat untuk mendukung modernisasi pertahanan nasional dan angkatan bersenjata, dan membantu kemampuan pertahanan China meningkat, sejalan dengan kekuatan ekonominya," demikian tertulis dalam laporan Kementerian Keuangan yang dirilis pada pertemuan tahunan Kongres Rakyat Nasional di Beijing, Jumat (5/3/2021).

Baca Juga: Di Ambang Ketegangan, Anggaran Militer Tiongkok Diprediksi Bengkak

1. Ketegangan Tiongkok dengan sejumlah negara

Anggaran Pertahanan Tiongkok Melonjak 6,8 Persen di Tengah PandemikXi Jinping dan Joe Biden (Instagram.com/chinaxinhuanews/facebook.com/Joe Biden)

Beberapa tahun terakhir, terjadi eskalasi ketegangan antara Tiongkok dengan negara-negara tetangganya. Pada Juni 2020 misalnya, ketika sedikitnya 20 tentara India dan empat tentara Tiongkok tewas dalam pertempuran jarak dekat. Kematian itu menandai pertama kalinya korban dilaporkan di sepanjang perbatasan sengketa sejak 1975.

Washington di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden juga semakin tegas dalam mendukung kedaulatan Taiwan, serta menolak klaim Tiongkok atas sejumlah teritori laut. Akibatnya, ketegangan sempat terjadi di kawasan Laut Tiongkok Selatan dan Timur.

Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang menyampaikan, peningkatan anggaran ditujukan untuk meningkatkan pelatihan dan kesiagaan militer.

"(Termasuk) membuat rencana keseluruhan untuk menanggapi risiko keamanan di semua area dan untuk semua situasi, dan meningkatkan kapasitas strategis militer untuk melindungi kedaulatan, keamanan dan kepentingan pembangunan negara kami," tutur Li di hadapan anggota legislatif nasional.

2. Target Tiongkok menuntaskan modernisasi militer pada 2035

Anggaran Pertahanan Tiongkok Melonjak 6,8 Persen di Tengah PandemikIlustrasi Alutsista (Facebook.com/Military Armed Forces)

Presiden Xi Jinping, baru-baru ini, lebih berani dalam menyikapi ketegangan karena tren ekonomi Tiongkok cenderung positif pasca pandemik. Dia juga berjanji untuk menjadikan Tiongkok sebagai negara dengan kekuatan militer terhebat dalam beberapa dekade mendatang, sebagaimana tertuang dalam visi modernisasi alutsista 2035 dan visi militer kelas dunia 2050.  

“Mempertimbangkan persepsi ancaman Beijing dan tujuan mencapai modernisasi militer pada 2035, saya berharap pengeluaran pertahanan terus menjadi prioritas,” kata Meia Nouwens selaku analis untuk kebijakan pertahanan Tiongkok dan modernisasi militer di Institut Internasional untuk Kajian Strategis.

Selain itu, Tiongkok juga berjanji akan meningkatkan gaji personel militernya sebesar 40 persen pada tahun ini. Termasuk personel Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) yang selama pandemik bekerja keras untuk memerangi virus sekaligus menahan Taiwan.

Baca Juga: Indonesia Paksa Tiongkok Bikin Tim Investigasi Ekspor Stainless Steel

3. Anggaran riil lebih tinggi dari laporan yang disampaikan

Anggaran Pertahanan Tiongkok Melonjak 6,8 Persen di Tengah PandemikIlustrasi Alutsista (Facebook.com/Military Armed Forces)

Dikutip dari Financial Express, analis dari Barat meyakini bahwa pengeluaran militer Beijing lebih tinggi daripada laporan resminya. Pada 2019, Tingkok melaporkan anggaran pertahanannya mencapai 174 mililar dollar AS. Namun, Pentagon menyebut angka itu belum termasuk anggaran penelitian-pengembangan serta pembelian senjata asing. Akumulasi totalnya diprediksi Pentagon mencapai lebih dari 200 miliar dolar AS.

Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm memperkirakan, Tiongkok menghabiskan 261 miliar dolar AS untuk militernya pada 2019. Sebagai perbandingan, AS menghabiskan 732 milliar dolar AS atau sekitar 3,4 persen dari PDB untuk sektor pertahanan pada 2019.

Menurut analis militer dari AS, Ross Babbage, jika Beijing benar-benar mengumumkan kenaikan tajam angaran militer, tandanya Presiden Xi benar-benar berniat untuk mengintensifkan operasi angkatan bersenjata terhadap Taiwan, begitu pula dengan wilayah sengketa lainnya seperti Laut Tiongkok Selatan dan Laut Tiongkok Timur.

Baca Juga: Ekspor Indonesia ke Tiongkok No. 4 di ASEAN, Dubes RI: Saya Tidak Puas

Topik:

  • Vanny El Rahman
  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya