Berkat Vaksin, IMF Yakin Ekonomi Global 2021 Bisa Tumbuh 5,5 Persen
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times- International Monetary Fund (IMF) memprediksi produksi vaksin COVID-19 akan mendorong pemulihan ekonomi global pada 2021 hingga 5,5 persen. Nilai tersebut merupakan angka pembaruan dari IMF yang pada Oktober lalu memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2021 mencapai 5,2 persen.
Dilansir dari Channel News Asia, jika proyeksi tersebut terealisasi, maka 2021 akan menjadi tahun tercepat pertumbuhan global sejak snapback 2010 dari krisis keuangan.
1. Vaksin bisa mengembalikan aktivitas ekonomi
IMF menyampaikan, vaksin harus dimanfaatkan secara optimal menahan penyebaran virus dan memungkinkan pemerintah di seluruh dunia untuk memperlonggar karantina wilayah, sehingga aktivitas ekonomi bisa kembali normal.
Tetapi, IMF juga mewanti-wanti, tantangan yang akan dihadapi nanti adalah upaya pemerintah untuk menambal kerugian akibat pandemik. Di samping itu, mutasi virus corona yang muncul di sejumlah negara dapat mengaburkan prospek kesehatan global dan pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga: Negeri Sakura Pede Ekonomi Mereka Tumbuh Pesat di 2021
2. Berikut harapan pertumbuhan IMF untuk sejumlah negara
Editor’s picks
Dalam pembaruan untuk Outlook Ekonomi Dunia, IMF mengharapkan ekonomi Amerika Serikat bisa tumbuh hingga 5,1 persen tahun ini. Di peringkat kedua, Tiongkok diharapkan bisa mencatat pertumbuhan hingga 8,1 persen.
Adapun 19 negara anggota Uni Eropa secara kolektif diharapkan meraih pertumbuhan hingga 4,2 persen pada 2021. Untuk Jepang, IMF memperkirakan pertumbuhan ekonominya sekitar 3,1 persen. Catatan yang menarik adalah harapan tinggi IMF terhadap India yaitu pertumbuhan ekonomi hingga 11,5 persen.
3. Negara-negara maju harus membantu negara berkembang
Dikutip dari Markets Insider, kepala ekonomi IMF Gita Gopinath mengatakan bahwa ramalan yang disampaikan penuh dengan ketidakpastian.
“Keberhasilan yang lebih besar dengan vaksinasi dan terapi serta dukungan kebijakan tambahan dapat meningkatkan hasil, sementara peluncuran vaksin yang lambat, mutasi virus, dan penarikan dukungan kebijakan secara dini dapat memperburuk hasil,” kata dia.
Gopinath mendesak negara-negara kaya membantu negara-negara miskin mengakses vaksin. Kegagalan untuk mewujudkannya akan mendorong kesenjangan yang lebih besar antara ekonomi kaya dan miskin dan mencegah COVID diberantas.
Baca Juga: 5 Gambaran Ekonomi Global Menuju 2021