Cerita Chatib Basri Benahi BKPM, dari Website hingga Salam di Telepon

Reformasi bermula dari hal yang kecil guys!

Jakarta, IDN Times - Ekonom Chatib Basri menceritakan kisahnya, saat dia dingkat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sebagai Kepala Badan koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada 2012. Ada cerita menarik di balik pengangkatan tersebut.

Ketika mendapat penawaran tersebut, lelaki yang karib disapa Dede itu sedang berada di Harvard, untuk melakukan sejumlah penelitian. Sepanjang perjalanan pulang ke Tanah Air, dia memikirkan bagaimana caranya agar bisa mengoptimalkan kinerja BKPM ketika sumber daya, anggaran, dan kekuatan politik yang dia miliki sangat terbatas.

“Orangnya kurang dari 500, gak punya political power, tapi diminta narik investasi. Apa yang bisa saya lakukan?” ungkap Dede dalam peluncuran Think Policy Society, Minggu (28/6).

“Waktu itu saya berpikir, orang kalau mau investasi harus tahu negara yang dia ingin investasi, dan orang tidak akan terbang dari New York ke Indonesia hanya untuk cari data. Yang saya bayangkan saat itu, mungkin ini akan ditertawakan, adalah reformasi website,” sambung Chatib.

1. Website BKPM Indonesia meniru Kosta Rika

Cerita Chatib Basri Benahi BKPM, dari Website hingga Salam di TeleponTangkapan layar situs BKPM

Ide untuk mereformasi website BKPM bermula dari renungan Chatib ihwal perubahan apa yang bisa dia berikan, namun tidak melewati proses politik yang rumit.

Di sisi lain, ketika dia melihat website BKPM kala itu, Dede melihat tidak ada informasi penting mengenai investasi di laman tersebut.

“Awalnya saya gak ngerti apa isinya. Orang kalau mau investasi di Indonesia butuh konsultan, karena gak ngerti prosesnya, tapi kalau booking hotel gak perlu konsultan. Jadi saya bilang coba informasi di dalam website diperbaiki,” kata dia.

Kendala pertama adalah tim yang dipimpin Chatib tidak memiliki referensi soal bagaimana website yang ideal. Sementara, dosen Universitas Indonesia itu juga tidak ingin menggelontorkan uang untuk memberikan pelatihan yang tidak tepat sasaran.

“Kemudian mereka (timnya) merespons, kita perlu budget dan training. Saya bilang, ‘waduh gak jalan kalau begini’ karena waktu dan resources terbatas,” kenang dia.

Kemudian, Chatib bertanya kepada World Bank, apakah ada website yang menjadi referensi di dunia investasi. Jawabannya cukup mencengangkan, yaitu Kosta Rika. Dengan segera, dia memerintahkan timnya meniru tampilan website BKPM Indonesia menyerupai website investasi Kosta Rika.

“Karena saya harus ambil keputusan tanpa resources dan itu tanpa harus approval kabinet dan DPR. Ketika itu sudah terjadi, saya lihat website-nya sudah bisa dibaca,” kata dia.

Baca Juga: 4 Jenis Investasi dengan Modal Murah yang Cocok buat Pemula 

2. Memerintahkan seluruh pegawai BKPM mengangkat telepon

Cerita Chatib Basri Benahi BKPM, dari Website hingga Salam di TeleponIlustrasi handphone (IDN Times/Mela Hapsari)

Setelah membenahi website, mantan Menteri Keuangan itu membayangkan, orang-orang yang serius akan berinvestasi di Indonesia pasti akan menghubungi BKPM, setelah membaca regulasi yang dipampang di laman website.

Chatib kemudian menelepon nomor yang ada di website, dan ternyata tidak ada satupun yang mengangkat teleponnya.

“Saya bilang ‘mulai saat ini, semua telepon harus diangkat’ mereka (pegawai) ketawa. Tapi saya bilang ‘karena semua pembicaraan akan saya rekam’ mereka mulai khawatir akan dipercat. Tapi saya bilang tidak, dari sini saya justru bisa tahu training apa yang dibutuhkan,” kata dia.

Setelah itu, Chatib mendapati pegawai yang mengangkat telepon dan ternyata memiliki salam yang berbeda. Ada yang menjawabnya dengan assalammualaikum, menyebut nama, hingga mengucapkan selamat pagi.

“Gak ada standar greeting. Saya bilang harus ada. Waktu itu saya telepon bu Sri Mulyani, masih jadi Managing Director World Bank, kira-kira bisa gak 10 orang dapat pelatihan investment relation unit,” cerita dia.

3. Mengusulkan fitur one-stop information di BKPM

Cerita Chatib Basri Benahi BKPM, dari Website hingga Salam di TeleponChatib Basri (Twitter/@ChatibBasri)

Chatib berkelakar ketika orang yang hendak berinvestasi di Indonesia mendadak menjadi relijius, lantaran mereka hanya bisa berdoa di tengah ketidakpastian iklim investasi di Indonesia.

Karena itu, gagasan yang dicetuskan Chatib kala itu adalah membuat one-stop information, sehingga mereka yang berinvestasi bisa mengetahui sudah sejauh mana dokumennya sudah diproses.

“Saya memang tidak bisa menyelesaikan persoalan (investasi), tapi setidaknya saya bisa create certain. Jadi setiap orang yang apply dikasiih pin yang bisa dia akses dan tahu dokumennya sudah ada di meja mana. Inilah yang menjadi embrio one-step information,” kata Chatib.

4. Reformasi BKPM akhirnya mendapat apresiasi dari World Bank

Cerita Chatib Basri Benahi BKPM, dari Website hingga Salam di TeleponANTARA FOTO/Istimewa

Cerita reformasi BKPM yang dilakukan Chatib berbuah manis. Institusinya mendapat perhatian dan tawaran bantuan dari World Bank saat itu. Ia pun optimis, sebab ketika World Bank telah menawarkan bantuan kepada suatu institusi, berarti instansi tersebut dinilai memiliki ekosistem kerja yang baik.

“Cara kerja World Bank adalah mendukung institusi yang sudah jadi champion atau berpotensi jadi champion,” kata dia.

Di penghujung ceritanya, Dede berpesan bahwa perubahan atau reformasi harus bermula dari hal-hal yang di bawah kendali kita. Tidak mungkin kita bisa melakukan reformasi secara menyeluruh, tanpa sumber daya yang memadai.

“Kalau kita sudah membuat success story, maka kita dapat political support. Kalau political support sudah besar, maka kita bisa melakukan reform yang lebih kompleks. Kadang-kadang kita terlalu semangat memulai reform dengan sesuatu yang sangat sulit, padahal political capital kita gak cukup,” kata Chatib, memungkasi.

Baca Juga: Rekap IHSG Pekan Ini: Terus Menurun, Waktunya Mulai Investasi?

Topik:

  • Vanny El Rahman
  • Rochmanudin
  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya