Rugi hingga Rp16 T, Bioskop di Malaysia Tutup karena Kekurangan Film

Rilis film baru penting untuk menarik penonton

Jakarta, IDN Times - Asosiasi Pameran Film Malaysia (MAFE) memutuskan untuk menutup sementara seluruh bioskop di dalam negeri. GSC Cinemas dan TGV Cinemas akan berhenti operasi mulai 2 November hingga seterusnya. Adapun bioskop lain akan menangguhkan pemutaran film mulai November juga.
 
“Penutupan adalah keputusan kohesif yang diambil oleh industri (perfilman) sehubungan dengan implementasi MCO (Malaysa Movement Control Order) bersyarat baru-baru ini, yang mengharuskan bioskop tutup sementara,” tertulis dalam keterangan pers MAFE, dikutip dari The Star, Sabtu (31/10/2020).

1. Bioskop kekurangan stok film

Rugi hingga Rp16 T, Bioskop di Malaysia Tutup karena Kekurangan FilmIlustrasi Bioskop (IDN Times/Besse Fadhilah)

Penutupan bioskop juga disebabkan kurangnya produksi film terbaru dalam waktu dekat. “Itu (rilis film baru) sangat penting karena untuk menarik penonton kembali ke bioskop,” tambah rilis MAFE.
 
Pandemik menyebabkan industri bioskop merugi hingga 90 persen dalam perbandingan tahun-ke-tahun. Menurut Wakil Presiden MAFE, Cheah Chun Wai, kerugian bukan hanya dari sisi penjualan tiket, termasuk kru film, promotor, hingga aktor yang tidak mendapat pekerjaan.
 
“Industri sinema Malaysia lebih besar dari MAFE. Ini mencakup semua orang yang memiliki andil dalam pembuatan film,” ungkap Cheah.

Baca Juga: Bioskop CGV Jakarta Buka Hari Ini, Ini Protokol yang Wajib Dipatuhi

2. Kerugian mencapai Rp1,6 triliun

Rugi hingga Rp16 T, Bioskop di Malaysia Tutup karena Kekurangan FilmIlustrasi ekonomi terdampak pandemik COVID-19 (IDN Times/Arief Rahmat)

CEO Golden Screen Cinemas, Koh Mei Lee, mengatakan pandemik menyebabkan perusahaannya merugi hingga 1,3 juta Ringgit Malaysia per hari atau Rp4,5 miliar. Adapun kerugian yang diderita sepanjang 2020 mencapai 475 juta Ringgit Malaysia atau Rp1,6 triliun.
 
Manajer Umum Penjualan dan Pemasaran TGV Cinemas, Mohit Bhargava, mengatakan penutupan bioskop selama tiga bulan memberikan kerugian yang sangat besar. Dia mengaku, industri sebenarnya telah menunjukkan tanda-tanpa pemulihan, tapi syarat terbaru MCO menyulitkan bioskop beroprasi di tengah new normal.
 
"Menutup dan membuka kembali bisnis seperti bioskop sangat rumit, mahal, dan mengganggu industri, pemasok, dan pelanggan kami,” kata Mohit.

3. Penutupan sementara demi proyeksi bioskop jangka panjang

Rugi hingga Rp16 T, Bioskop di Malaysia Tutup karena Kekurangan FilmPekerja menggunakan alat pelindung wajah saat simulasi pembukaan dan peninjauan tempat hiburan bioskop CGV Cinemas di Bandung Electronic Center (BEC), Bandung, Jawa Barat, Kamis (9/7/2020) (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

MAFE juga mengakui tantangan bioskop beroperasi di tengah pandemik. Kendati begitu, Cheah menekankan kebijakan penutupan sementara sebagai proyeksi agar industri bioskop dan perfilman lebih baik di masa mendatang.
 
“Meskipun keputusan ini tidak mudah, ini adalah tanggapan terhadap lanskap bioskop yang semakin menantang,” kata dia.
 
Dia menyambung, “Sebagai sebuah industri, kami percaya ini menjadi langkah penting untuk pelestarian jangka panjang bioskop Malaysia, sehingga kami dapat melanjutkan peran kami untuk berkontribusi pada tatanan sosial, ekonomi, dan budaya bangsa kami dalam jangka panjang.”

Baca Juga: Ini Protokol Lengkap Nonton di Bioskop yang Sudah Kembali Beroperasi

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya