Perang Dagang, Alibaba Batal Buka 1 Juta Lapangan Pekerjaan di AS

Perang tarif antara AS dan Tiongkok masih berlangsung

Beijing, IDN Times - Pendiri dari Alibaba, Jack Ma membatalkan rencananya untuk menyediakan 1 juta lapangan pekerjaan di Amerika Serikat. Hal ini disebabkan karena makin menegangnya perdagangan antara AS-China.

Ya, seperti kamu tahu, AS dan Tiongkok sedang terlibat perang dagang. Perang tersebut resmi dimulai oleh Presiden AS, Donald Trump pada 6 Juli lalu. 

Baca Juga: Apa yang Perlu Kamu Tahu Soal Perang Dagang AS-Tiongkok

1. Kenaikan tarif terus-menerus

Perang Dagang, Alibaba Batal Buka 1 Juta Lapangan Pekerjaan di ASIlustrasi (Pixabay)

Pada hari senin (17/9), AS kembali memberlakukan tarif 10 persen pada impor senilai sekitar $200 miliar dari Tiongkok. Washington juga mengancam akan mengenakan bea cukai sekitar $267 miliar jika Tiongkok membalas.

Tak mau kalah, Selasa (18/09), Tiongkok mengenakan tarif untuk barang-barang AS yang bernilai $60 miliar.

"Situasi saat ini sudah menghancurkan rencana semula. Tidak mungkin menepati janji (membuka 1 juta lapangan pekerjaan)," kata Ma kepada Xinhua, melalui laman Thestar.com, Kamis (20/9).

2. Perjumpaan Trump dengan Jack Ma

Perang Dagang, Alibaba Batal Buka 1 Juta Lapangan Pekerjaan di ASANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque

Saat bertemu Trump dua tahun lalu, Ma memang sempat menyusun rencana untuk membawa bisnis Alibaba ke AS. Melalui platformnya, Ma ingin agar 1 juta usaha kecil AS dapat masuk ke Alibaba untuk kemudian menjual produknya kepada konsumen Tiongkok selama 5 tahun ke depan.  

“Komitmen ini didasarkan hubungan baik China-AS dan premis rasional dan obyektif dari perdagangan bilateral, ”kata Ma kepada Xinhua.

 

3. Harus lebih banyak kerjasama dengan Afrika, Asia Tenggara dan Eropa.

Perang Dagang, Alibaba Batal Buka 1 Juta Lapangan Pekerjaan di ASJack Ma ( ANTARA FOTO/INASGOC/Wahyudin)

Ma juga sudah memperingkatkan bahwa perang dagang dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia itu bisa berlangsung puluhan tahun. Untuk itu, dia menyarankan, China memfokuskan ekspornya di "Jalur Sutra," merujuk pada Afrika, Asia Tenggara, dan Eropa. 

Sementara di sisi lain, Ma juga menilai bahwa kultur AS menyukai kompetisi, sedangkan Tiongkok menyukai harmoni. " Itu dua budaya yang berbeda," kata Ma di konferensi investor di Shanghai hari Selasa (18/09).

 "Kita harus bekerja sama lebih banyak dengan Afrika, Asia Tenggara dan Eropa," katanya.

Baca Juga: Perang Dagang AS Vs China Memanas, Indonesia Lakukan 5 Hal Ini

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya