Rusia: Sudah Saatnya Tinggalkan Dolar!

Rusia akan menggunakan mata uang lokal untuk perdagangan

Moskow, IDN Times - Negara besar Rusia memastikan akan "mendepak" dolar dari transaksi perdagangan negara itu. Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia,  Sergei Ryabkov.

Langkah itu diambil Rusia, salah satunya, untuk menjawab sanksi yang dijatuhkan Washington, baru-baru ini.

 

1. Tidak pakai dolar dalam perdagangan

Rusia: Sudah Saatnya Tinggalkan Dolar!ANTARA FOTO/Reno Esnir

Ryabkov menilai, sudah waktunya negara-negara tidak lagi mengandalkan dolar dalam transaksi perdagangan di antara mereka. "Ini waktu yang kita perlukan untuk mengubah dari kata-kata menjadi aksi. Singkirkan dolar dari perjanjian kerja sama dan mencari alternatif lain," kata dia dalam wawancara dengan majalah International Affairs, seperti dikutip dari situs RT edisi 24 Agustus 2018.

Ryabkov mengungkap bahwa Rusia akan mempercepat pelaksanaan kebijakan "penyingkiran" dolar itu. "Terima kasih kepada Tuhan, ini bisa terlaksana," kata dia Ryabkov. 

2. Gerakan "balas dendam" atas sanksi AS

Rusia: Sudah Saatnya Tinggalkan Dolar!Kilang minyak (Pixabay)

Ryabkov menegaskan, keengganan Rusia memakai dolar dalam transaksi perdagangan itu juga merupakan aksi "balas dendam" atas sanksi-sanksi yang dikenakan Amerika Serikat. Bahkan, menurut Menteri  Energi Rusia Aleksandr Novak, mengklaim bahwa ada beberapa negara lainnya yang juga tertarik untuk mengganti dolar sebagai alat transaksi, khususnya perdagangan minyak dunia. 

“Ada pemahaman bersama bahwa kita harus maju dalam menggunakan mata uang nasional. Ada kebutuhan untuk itu dan ada keinginan dari beberapa pihak," kata Novak.

 

Baca Juga: Rupiah Tembus Rp14.600 per Dolar, Bank Pelat Merah Belum Khawatir

3. Banyak negara yang tertarik "singkirkan" dolar AS

Rusia: Sudah Saatnya Tinggalkan Dolar!Pekerja di China (Pixabay)

Menurut Novak, ada dua negara yang tertarik dengan rencana itu, yakni Turki dan Iran. Namun, untuk melancarkan rencana itu, butuh penyesuaian tertentu dalam bidang finansial, ekonomi, dan sektor perbankan. 

Pekan lalu, Kremlin mengungkapkan ketertarikannya berdagang dengan Ankara menggunakan mata uang Rusia (rubel) dan Turki (lira). Selain itu, India juga berjanji akan membayar minyak Iran menggunakan rupee.

Negara dengan ekonomi terbesar kedua dunia, China, juga mengambil langkah melawan dominasi dolar dengan meluncurkan mata uang petro-yuan untuk perdagangan minyak. China dan Iran sudah sepakat untuk berhenti menggunakan dolar dalam perdagangan global. 

Bagaimana dengan Indonesia ya?

Baca Juga: Perundingan dagang AS-Tiongkok, Dolar Melemah

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya